A.
Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah
tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya, pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 1995 ke
tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari tahun 1995 sampai
2000. Pertumbuhan penduduk terbagi atas 2 sebagai berikut:
a. Pertumbuhan
Penduduk Alami
Pertumbuhan
penduduk alami adalah selisih antara jumlah kelahiran dengan jumlah kematian. Rumus untuk menghitung pertumbuhan
penduduk alami adalah:
T = (L – M)
L
= jumlah kelahiran
M=jumlah
kematian
b. Pertumbuhan
Penduduk Total
Berbeda
dengan pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk total memperhitungkan
migrasi (imigrasi dan emigrasi) Dengan rumus :
T = (L - M) + (I – E)
L
= jumlah kelahiran
M
= jumlah kematian
I
= jumlah imigrasi
E
= jumlah emigrasi
Pertumbuhan
penduduk digolongkan dalam kategori tinggi,
sedang, dan rendah. Pertumbuhan
penduduk tinggi jika lebih dari 2%, sedang jika 1% - 2%, dan rendah jika kurang
dari 1%.
B.
Dampak
pertumbuhan
penduduk terhadap kualitas pendidikan di Indonesia
Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat
dapat menyebabkan masalah- masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial
dan masalah-masalah lainnya. Dengan jumlah penduduk yang besar maka fasilitas-
fasilitas sosial, pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk
di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka akan
menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan
yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat
perekonomian juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan
negara tidak dapat dihindari.
Tingkat pendidikan yang buruk dapat menyebabkan anak-anak
mengalami depresi. Hal ini memicu terjadinya pekerjaan-pekerjaan yang tidak
layak dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Bahkan dampak lain dari masalah
ini bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak
meningkat. Generasi muda dan anak-anak yang cerdas adalah kunci kemajuan suatu
negara. Jika masa kanak-kanak mereka diisi dengan hal-hal negatif maka jalan
menuju kesuksesan bangsa akan semakin jauh.
Penduduk merupakan pelaku pembangunan. Maka kualitas penduduk yang tinggi akan lebih
menunjang laju pembangunan ekonomi. Usaha yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan kualitas penduduk melalui fasilitas pendidikan, perluasan lapangan
pekerjaan dan penundaan usia kawin pertama.
Di negara-negara yang anggaran
pendidikannya paling rendah, biasanya menunjukkan angka kelahiran yang tinggi.
Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi komposisi usia secara piramida
pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga berakibat bahwa rasio antara
guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah akan terus berkurang.
Negara Indonesia merupakan negara yang sedang
berkembang sehingga untuk melaksanakan pembangunan dalam segala bidang belum
dapat berjalan dengan cepat, karena kekurangan modal maupun tenaga tenaga ahli/
terdidik, Akibatnya
fasilitas secara kualitatif dalam bidang pendidikan masih terbatas. Pertambahan
penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas
pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas pendidikan menghambat program persamaan atau perimbangan antara pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang
kaya dan miskin. Oleh
karena itu, masyarakat dalam mencapai pendidikan yang tinggi masih sedikit sekali. Hal ini disebabkan
karena :
1.
Tingkat kesadaran masyarakat
untuk bersekolah rendah.
2.
Besarnya anak usia sekolah yang
tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
3.
Pendapatan perkapita penduduk di
Indonesia rendah sehingga belum dapat memenuhi Kebutuhan hidup primer, dan untuk biaya sekolah.
Dampak yang ditimbulkan dari
rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
1.
Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga
ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah
penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli
yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
2.
Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima
hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidak mampuan masyarakat merawat
hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak
karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti
ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
Pengaruh
daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan pada keluarga.
Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya
yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan, keluarga
dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat
perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, di samping kesehatan
dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam membiayai anak-anak yang
banyak, lebih mempersulit masalah ini.
C. Tingkat kunjungan sekolah di
Indonesia
Aneka
permasalahan penduduk pasti mempengaruhi pelaksanaan pendidikan formal, non
formal, dan informal. Makin pesat berjalan perubahan sosial baik menyangkut
reproduksi manusia, mobilitas, fluktuasi ekonomi, tekanan struktur sosial dan
kerumitan akulturasi.
Suatu ukuran pokok bagi fasilitas
pendidikan adalah school attendence yaitu
perbandingan jumlah anak menurut golongan usianya yang seharusnya bersekolah, dengan jumlah
benar-benar sudah masuk sekolah. Menurut hasil sensus 2010 angka partisipasi
sekolah sebagai berikut: usia 7-12 tahun (98,02%), usia 13-15 tahun (86,24%),
usia 16-18 tahun (56,01%), usia 19-24 tahun (13,77%). Semakin pesat pertumbuhan
masyarakat semakin besar pula tuntutan akan fasilitas dan kesempatan
pendidikan.
D. Usaha-usaha pemerintah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan
Usaha-usaha
tersebut di antaranya:
a.
Pencanangan wajib belajar 9
tahun.
b.
Mengadakan proyek belajar jarak
jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.
- Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain).
- Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
- Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
- Mencanangkan gerakan orang tua asuh.
- Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.