A. Pengertian
gelombang
Gelombang
laut merupakan peristiwa naik turunnya permukaan laut secara vertikal yang membentuk
kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut berbentuk gelombang transversal dengan membentuk
lembah dan puncak yang berbeda dengan gelombang longitudinal yang mempunyai regangan
dan rapatan.
Gelombang laut dapat ditinjau sebagai deretan dari pulsa-pulsa
yang berurutan yang terlihat sebagai perubahan ketinggian permukaan air laut,
yaitu dari suatu elevasi maksimum (puncak) keelevasi minimum (lembah).
Gelombang terjadi akibat adanya gaya-gaya alam yang bekerja di laut seperti
tekanan atau tegangan dari atmosfir (khususnya melalui angin), gempa bumi, gaya
gravitasi bumi dan benda-benda angkasa (bulan dan matahari), gaya coriolis
(akibat rotasi bumi), dan tegangan permukaan (Sorensen, 1991; Komar, 1998).
B.
Klasifikasi gelombang
1.
Pond and Pickard (1983) mengklasifikasikan
gelombang berdasarkan periodenya, seperti yang disajikan pada
Tabel 1. berikut ini.
Tabel 1. Klasifikasi gelombang
berdasarkan periode
Periode
|
Panjang Gelombang
|
Jenis Gelombang
|
0 – 0,2 Detik
0,2 – 0,9 Detik
|
Beberapa centimeter
Mencapai 130 meter
|
Riak (Riplles)
Gelombang angin
|
0,9 -15 Detik
|
Beberapa ratus meter
|
Gelombang besar (Swell)
|
15 – 30 Detik
0,5 menit – 1 jam
|
Ribuan meter
Ribuan kilometer
|
Long Swell
Gelombang dengan periode yang panjang
(termasuk Tsunami)
|
5, 12, 25 jam
|
Beberapa kilometer
|
Pasang surut
|
Bhat (1978), Garisson (1993), dan
Gross (1993) mengemukakan bahwa ada 4 bentuk besaran yang berkaitan dengan
gelombang. Yakni :
a. Amplitudo gelombang (A) adalah jarak antara
puncak gelombang dengan permukaan rata-rata air.
b. Frekuensi gelombang
( f ) adalah sejumlah besar gelombang yang melintasi suatu titik dalam suatu
waktu tertentu (biasanya didefenisikan dalam satuan detik).
c. Kecepatan gelombang
(C) adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam satu satuan waktu tertentu.
d. Kemiringan gelombang
(H/L) adalah perbandingan antara tinggi gelombang dengan panjang gelombang.
2. Jenis gelombang berdasarkan pembangkitnya:
a. Gelombang
Angin, Gelombang angin terjadi akibat adanya angin yang
bertiup.
b. Gelombang
Pasang Surut, Gelombang
pasang surut terjadi karena adanya gaya tarik menarik bumi, bulan, dan
matahari.
c. Gelombang
Vulkanik / TektonikGelombang vulkanik / tektonik terjadi akibat terjadinya
gempa.
d. Gelombang
Tsunami, Gelombang tsunami terjadi akibat pergeseran
lempengan bumi
e. Gelombang
Kapal Gelombang akibat gerakan kapal
3.
Jenis gelombang berdasarkan
sifatnya
a.
Gelombang pembangun / pembentuk pantai
(Constructive wave) yang
termasuk gelombang pembentuk pantai, bercirikan mempunyai ketinggian kecil dan
kecepatan rambatnya rendah. Sehingga saat gelombang tersebut pecah di pantai
akan mengangkut sedimen (material pantai). Material pantai akan tertinggal di
pantai (deposit) ketika aliran balik dari gelombang pecah meresap ke dalam
pasir atau pelan-pelan mengalir kembali ke laut
b.
Gelombang perusak pantai
(destructive wave), Sedangkan
gelombang perusak pantai biasanya mempunyai ketinggian dan kecepatan rambat
yang besar (sangat tinggi). Air yang kembali berputar mempunyai lebih sedikit
waktu untuk meresap ke dalam pasir. Ketika gelombang datang kembali menghantam
pantai akan ada banyak volume air yang terkumpul dan mengangkut material pantai
menuju ke tengah laut atau ke tempat lain.
4.
Jenis gelombang pecah
Saat pecah gelombang akan
mengalami perubahan bentuk. Dyer, 1978 membedakannya kedalam empat bentuk hempasan (tipe breaker), sementara Galvin (1966)
mengklasifikasikan tipe hempasan
gelombang yaitu : tipe plunging, spilling, surging, dan collapsing
a. Plunging, terjadi
karena seluruh puncak gelombang melewati kecepatan gelombang, tipe hempasan ini berbentuk cembung ke belakang dan cekung kearah depan. Gelombang ini
sering timbul dari hempasan
pada periode yang lama dari suatu gelombang yang besar, dan biasanya terjadi
pada dasar pantai yang hampir lebih miring di bandingkan pada tipe Spilling.
Walaupun sangat menarik, namun umumnya gelombang ini tidak terjadi lama dan
juga tidak baik untuk berselancar. Bahkan tipe hempasan
ini mampu menimbulkan kehancuran yang cukup hebat. Nilai indeks
hempasan di antara 0,003 – 0,007.
a.
Spilling, terjadi
dimana gelombang sudah pecah sebelum tiba di depan pantai Gelombang ini lebih
sering terjadi, dimana kemiringan dasarnya lebih kecil sekali, oleh karena itu
reaksinya lebih lambat, sangat lama dan biasanya digunakan untuk berselancar. Harga surf similarity untuk tipe spilling yaitu .
b.
Surging, adalah
tipe hempasan dimana gelombang pecah tepat di tepi
pantai. Tipe hempasan
ini sangat mempengaruhi lebarnya zona surf suatu perairan karena jenis
gelombang yang pecah tepat di tepi pantai akan mengakibatkan semakin sempitnya
zona surf. Gelombangnya lebih lemah saat mencapai pantai dengan dasar yang
lebih curam dan kemudian gelombang akan pecah tepat pada tepi pantai (Gross,
1993). Nilai indeks hempasan <0,003. Harga surf similarity untuk
tipe surging yaitu > 3,3.
c.
Collapsing,
merupakan gelombang yang pecah setengah dari biasanya. Saat pecah gelombang
tersebut tidak naik kedarat, terdapat buih dan terjadi pada pantai yang sangat
curam (Galvin, 1968). Harga surf similarity untuk tipe Collapsing yaitu > 3,3.
3.
Gelombang yang disebabkan
oleh seiche
Gelombang seiche merupakan standing wave yang sering juga disebut sebagai
gelombang diam atau lebih dikenal dengan jenis gelombang stasioner. Bhatt, (1978) mengemukakan
bahwa ada 4 jenis gelombang,
antara lain :
a.
Gelombang
Katastrofik, gelombang ini adalah gelombang laut yang besar dan muncul
secara tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas gempa bumi, gunung api, dan sebagainya.
b.
Gelombang Badai (strom Wave), gelombang ini adalah gelombang pasang laut tinggi yang
ditimbulkan dari adanya hembusan angin kencang atau badai. Sering juga disebut
sebagai Strom Suger. Gelombang badai ini dapat menyebabkan
kerusakan yang besar untuk daerah pesisir.
c.
Gelombang Internal (Internal Wave), gelombang ini adalah gelombang yang terbentuk pada perbatasan
antara 2 lapisan air yang berbeda densitas. Gelombang internal ini dapat
ditemukan di bawah permukaan laut. Walaupun gelombang ini serupa dengan
gelombang permukaan laut yang dibangkitkan oleh angin, namun keduanya mempunyai
perbedaan dalam beberapa hal. Sebagai contoh, gelombang internal bergerak
sangat lambat dan tidak dapat terdeteksi dengan mata, dan umumnya terjadi hanya
dimana adanya variasi densitas.
d.
Gelombang Stasioner Standing Wave, Gelombang ini adalah bentuk gelombang laut yang di cirikan
dengan tidak adanya gerakan gelombang yang merambat, yaitu permukaan air hanya
bergerak naik turun saja. Umumnya ditemukan diperairan yang tertutup, misalnya
pada danau, teluk atau kanal. Gelombang ini sering disebut juga gelombang diam
atau seiche. Gelombang ini dihasilkan oleh badai yang digabungkan dengan
kondisi atmosfir yang drastis. Gelombang stasioner dapat menghancurkan masa
hidup suatu organisme dan dapat pula menyebabkan kerusakan daratan.
5.
Macam-macam
gelombang laut
Ø Refraksi
gelombang di pantai ialah peristiwa pembelokan gelombang yang diakibatkan oleh
perubahan kedalaman air pada saat gelombang menjalar ke garis pantai. Pembiasan
gelombang biasanya terjadi ketika gelombang menyebrangi perbatasan dua
mediumyang berbeda. Mula-mula gelombang laut merambat melalui air laut. Ketika
mendekati garis pantai, permukaan laut tentu semakin dangkal. Nah, pada saat
gelombang memasuki bagian laut yang dangkal, laju gelombang menjadi berkurang.
Berkurangnya laju gelombang laut mengakibatkan terjadinya pembelokkan arah
perambatan gelombang (gelombang laut dibiaskan). Dengan kata lain, berkurangnya
laju gelombang laut ketika memasuki bagian laut yang dangkal menyebabkan
gelombang laut dibelokkan hingga sejajar garis pantai.
Ø reak
Current adalah arus air yang
mengalir kuat ke arah laut dari
sekitar pantai,
biasanya melalui garis selancar,
dan dapat terjadi pada setiap pantai yang bergelombang pecah.
Saat angin dan gelombang laut mendorong
air menuju pantai, air sering didorong menyamping oleh gelombang yang mendekat.
Air ini mengalir ke sepanjang garis pantai sampai menemukan jalan keluar
kembali ke laut atau ke perairan danau yang terbuka. Arus pecah yang dihasilkan
biasanya sempit dan terletak di sebuah parit antara gosong pasir,
di bawah dermaga atau
sepanjang dermaga jetti.
Ø Rip
Current adalah arus yang dibentuk oleh pergerakan air yang relatif cepat
(sekitar 4 ft (1.1 m)/dtk) yang mendesak keluar kembali ke tengah laut dari
mana mereka datang, kemungkinan terjadi hanya beberapa menit. Tarikan dapat
terjadi karena air yang datang menabrak pantai dan terkumpul harus kembali ke
suatu tempat sepanjang pantai itu. Jika tidak ada penghalang, maka air akan
dengan mudah mengalir kembali ke laut secara terus menerus. Tetapi jika ada
penghalang (misalnya: gelombang datang), kelebihan air benar-benar mulai
terkumpul. Ketika air yang terkumpul harus secepatnya kembali ke tengah laut,
maka akan secepatnya menuju dan melimpasi penghalang dengan beberapa arus yang
mempunyai energi lebih besar dibanding yang lain. Arus dengan pergerakan yang
cepat ini menabrak dan memecahkan penghalang. Di sana bisa membentuk sejumlah
“pecahan”, oleh karena itu di sana bisa pula terbentuk sejumlah arus seret
sepanjang pantai tertentu.
Ø Refleksi
Gelombang adalah gelombang air laut yang
terpantul atau bergerak tidak beraturan dari suatu tempat ke tempat lain karena
menabrak suatu penghalang, contohnya batu karang atau kapal.
Ø Longshore Current adalah
arus yang berarah ke tangah laut yang disebabkan oleh angin yang berasal dari
sudut tepi pantai.
Ø Shoaling
Gelombang Yaitu efek dimana suatu gelombang yang memasuki air
dangkal dan mengalami bertambahnya frekuensi gelombang tersebut di permukaan
air.
sumber:
http://setiawanputu.blogspot.com/2010/01/jenis-gelombang-pecah.html. Diakses pada
tanggal 29 Maret 2013