NGARAI SIANOK
Ngarai
Sianok adalah sebuah lembah curam (jurang) yang terletak di perbatasan kota Bukittinggi,
di kecamatan IV Koto,
Kabupaten
Agam, Sumatera Barat. Lembah ini memanjang dan
berkelok sebagai garis batas kota dari selatan ngarai Koto Gadang
sampai ke nagari Sianok Anam Suku, dan
berakhir di kecamatan Palupuh.
Ngarai Sianok
yang dalam jurangnya sekitar 100 m ini, membentang sepanjang 15 km dengan lebar
sekitar 200 m, dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan pulau
Sumatera menjadi dua bagian memanjang (patahan
Semangko). Patahan ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus
dan membentuk lembah yang hijau—hasil dari gerakan turun kulit bumi yang
dialiri Batang Sianok (batang
berarti sungai, dalam bahasa Minangkabau) yang airnya jernih. Di
zaman kolonial Belanda, jurang ini disebut juga
sebagai karbouwengat atau kerbau sanget, karena banyaknya kerbau
liar yang hidup bebas di dasar ngarai ini.
GEOLOGI
Ngarai
Sianok merupakan daerah endapan piroklastik dari gunung Merapi dan gunung Singggalang.
Peristiwa terjadinya endapan piroklastik ini terjadi ribuan tahun yang lalu dan
berangsur secara perlahan-lahan (tidak langsung terbentuk endapan tebal).
Kemudian baru terjadi patahan sebagaimana yang kita lihat pada saat sekarang
ini.
Batuan
tuff
pada ngarai sianok merupakan batuan piroklastik yang berasal dari letusan
gunung merapi dan gunung singgalang, dimana batuan tuff di daerah ini masih
kelihatan segar (tuffunis). Batuan piroklastik merupakan batuan yang berasal
dari abu vulkanik yang terlempar jauh akibat letuasan gunung berapi
kemudian terendapkan dan terjadi litifikasi batuan. Yang memiliki ukuran butir
Debu halus – kasar ( < 0,04 mm ).
Tuff (dari bahasa
Italia "tufo") adalah jenis batu yang terdiri dari konsolidasi abu
vulkanik yang dikeluarkan dari lubang ventilasi selama letusan gunung berapi.
Batu Tuff yang memiliki kenampakan warna yaitu putih terang, struktur
batuannya berlapis, tekstur pada batuan tuff ialah fragmental dengan ukuran
batuannya ialah ash / abu (d < 2 mm). Sedangkan bentuk dari tuff ialah
fragmental. Petrogenesa dari batuan terbentuk dari hasil letusan gunung api dan
kemudian diendapkan.
Tebing Ngarai Sianok (Batuan Tuff)
Batuan
tuff pada nagarai sianok bewarna abu-abu cerah dan sudah kompak sehingga
tidak longsor. Batuan tuff ini memiliki daya rekat yang sangat kuat sehingga
dapat dipergunakan untuk bangunan-bangunan sebagai semen alam (Hidraulic Cement), lebih mudah kontak
dengan air. Batuan piroklastik teksturnya berbeda dengan batuan beku, apabila batuan
beku adalah hasil pembekuan langsung dari magma atau lava, jadi dari fase cair
ke fase padat dengan hasil akhir terdiri dari kumpulan kristal, gelas ataupun
campuran dari kedua-duanya. Sedangkan batuan piroklastik terdiri dari himpunan
material lepas-lepas (dan mungkin menyatu kembali) dari bahan-bahan yang
dikeluarkan oleh aktifitas gunung api, yang berupa material padat berbagai
ukuran (dari halus sampai sangat kasar, bahkan dapat mencapai ukuran bongkah).
Batuan
piroklastik adalah batuan yang dihasilkan oleh proses lisenifikasi bahan-bahan
lepas yang dilemparkan dari pusat volkanis selama erupsi yang bersifat
eksplosif. Bahan-bahan jatuhan kemudian mengalami litifikasi baik sebelum
ditransport maupun rewarking oleh air atau es. (W.T.Huang,1962).
Batuan
piroklastik adalah batuan vulkanik yang bertekstur klastik yang dihasilkan oleh
serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung api, dengan material
asal yang berbeda dimana material penyusun tersebut terendapkan dan
terkonsolidasi sebelum mengalami transportasi oleh air atau es (William, 1982).
Tekstur Batuan Piroklastik adalahVariasi batuan, pembundaran dan
pemilihan batuan piroklastik mirip dengan batuan sediment klastik pada umumnya.
Hanya unsur-unsur tersebut tergantung tenaga letusan, penguapan, tegangan
permukaan dan pengaruh seretan.
Struktur Geologi Daerah Ngarai Sianok
Ngarai
Sianok merupakan daerah patahan yang termasuk dalam deretan patahan semangko.
Ngarai sianok merupakan salah satu patahan semangko yang terbuka. Berdasarkan
hasil penelitian ahli geologi ITB bahwa pada ngarai sianok terjadi pergeseran
secara horizontal, dengan jarak pergeseran 2
mm per hari, ini menunjukkan bagaimana pergerakan yang aktif pada
ngarai sianok secara khusus atau deretan patahan semangko pada umumnya. Patahan
semangko ini terbentang di bagian selatan pulau Suamtera yang biasanya dikenal
dengan deretan bukit barisan. Patahan semangako ini terjadi akibat tumbukan dua
lempeng yaitu lempeng India dan lempeng Indo- Australia.
Tingkat
aktfinya patahan semangko sangat jelas, seperti di sumatera barat, saat gunung
talang (di kab solok) aktif biasanya gunung merapi (di bukittinggi) juga ikut
aktif, ini menunjukkana kedua gunung tersebut berada dalam satu rangkaian gunung
aktif pada bukit barisan. Contohnya gempa Sumatera Barat 2007 akibat letusan
gunung talang dan aktifnya gunung merapi.
Struktur
sesar normal yang terlihat pada nagarai sianok
adalah adanya gores garis pada dinding foot wallnya, adanya bidang sesar,
adanya cermin sesar, adanya foot wall, adanya hanging wall. Batuan tuff pada
ngarai sianok di bagian atasnya bewarna abu-abu terang dan bagian bawahnya ada
yang bewarna kehitam-hitaman akibat termetamorfosa, teroksidasi, dan tereduksi.
Patahan terjadi ketika suatu batuan
mengalami retakan terlebih dahulu yang kejadian ini berkaitan erat dengan
tekanan dan kekuatan batuan yang mendapatkan gaya sehingga timbul adanya
retakan. Tekanan yang diberikan mampu memberikan perubahan pada batuan dengan
waktu yang sangat lama dan hingga memberikan gerakan sebesar seperseratus
sentimeter bahkan sampai beberapa meter. Ketika ini terjadi, maka akan timbul
sebuah gaya yang sangat besar yang berdampak getaran bagi sekitarnya saat suatu
batuan mengalami patahan atau yang sering kita sebut dengan gempa. Arah
pergerakkan pada suatu patahan tergantung pada kekutan batuan. Patahan
diakibatkan oleh batuan yang ditekankan atau mendapatkan gaya yang pada umumnya
dalam bentuk tekanan (pada umumnya membentuk lipatan) yang kemudian batuan
dapat pecah.
Patahan terjadi searah dengan
retakan. Sesar mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi. Ukurannya ada yang
sepanjang ratusan Km, ada yang hanya beberapa Cm saja. Contoh sepanjang ratusan
km: sesar Semangko dan lempeng Australia.
Blok
Semangko
Terletak diantara zone
semangko sesaran lampung (Lampung fault).
Bagian selatan dari blok semangko terbagi menjadi bentang alam menjadi seperti
pegunungan semangko, depresi Ulehbeluh dan Walima, Horst Ratai dan depresi
Telukbetung. Sedangkan bagian utara blok semangko berbentuk seperti dome. Patahan semongko adalah bentukan geologi yang
membentang di Pulau Sumatera dari utara ke selatan, dimulai dari Aceh hingga
Teluk Semangka di Lampung. Patahan inilah membentuk Pegunungan Barisan, suatu
rangkaian dataran tinggi di sisi barat pulau ini. Patahan semangko berusia
relatif muda dan paling mudah terlihat di daerah Ngarai Sianok dan Lembah Anai.
Patahan ini merupakan
patahan geser, seperti patahan San Andreas di California. Memanjang di
sepanjang pulau sumatera, mulai dari ujung Aceh hingga Selat Sunda, dengan
bidang vertical dan pergerakkan lateral mengarah-kanan (dextral- strike slip). Sesar ini menyebabkan terjadinya gempa di
darat oleh sebab pelepasan energi di sesar/patahan semangko apabila sesar
tersebut teraktifkan kemabali (peristiwa reaktivasi sesar) dengan bergesernya
lapisan batuan di sekitar sesar tersebut. Pergerakkan sesar yang merupakan
salah satu sesar teraktif di dunia ini diyakini disebabkan oleh desakan lempeng
India-Australia ke dalam lempeng Eurasia.
Bagian barat sesar ini
bergerak ke utara dan bagian timur bergerak ke selatan. Jika lama tidak terjadi
gempa besar, artinya sedang terjadi pegumpalan energy di patahan tersebut. Di
sepanjang patahan sumatera ini terdapat pula ribuan patahan kecil yang juga
dapat mengakibatkan rawan gempa. Sepertinya halnya gempa asal laut, gempa darat
di sumatera biasanya juga cukup besar dan menyebabkan kerusakan yang cukup
parah.
Patahan terdiri dari beberapa tipe
Patahan Normal (Dip-Slip Fault), Kebalikan patahan
normal (Reserve Fault), Patahan
horizontal (Strike-Slip Fault), dan Gabungan
patahan normal dan horizontal (Oblique-
Slip Fault).
Sumber:
LEMBAH HARAU
Lembah Harau adalah sebuah ngarai dekat
kota Payakumbuh
di kabupaten Limapuluh Koto, provinsi Sumatera
Barat. Lembah Harau diapit dua bukit cadas terjal dengan ketinggian
mencapai 150 meter. Lembah Harau dilingkungi batu pasir yang terjal
berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Topografi Cagar Alam
Harau adalah berbukit-bukit dan bergelombang. Tinggi dari permukaan laut adalah
500 sampai 850 meter, bukit tersebut antara lain adalah Bukit Air Putih,
Bukit Jambu, Bukit Singkarak dan Bukit Tarantang. Tebing-tebing granit yang
menjulang tinggi dengan bentuknya yang unik mengelilingi lembah. Tebing-tebing
granit yang terjal ini mempunyai ketinggian 80 m hingga 300 m. Dari mulai
saat memasuki Lembah Harau, kita akan menemukan banyak keindahan yang memukau
sepanjang jalan . Sangatlah cocok kalau sebagian pemanjat yang telah
mengunjungi tempat ini memberi julukan Yosemite-nya
Indonesia. Sebuah monumen peninggalan Belanda yang terletak di kaki air terjun
Sarasah Bunta merupakan bukti bahwa Lembah Harau sudah sering dikunjungi orang
sejak 1926. Pada monumen itu tertera
tanda tangan Asisten Residen Belanda di Lima Puluh Koto saat itu, F. Rinner,
dan dua pejabat Indonesia,Tuanku Laras Datuk Kuning nan Hitam dan Datuk Kodoh
nan Hitam.
Asal Usul
Nama Harau
Pada
awalnya nama Harau berasal dari kata “Orau”. Penduduk asal tinggal di atas
Bukit Jambu, dikarenakan daerah tempat tinggal penduduk tersebut sering banjir
dan Bukit Jambu juga sering runtuh yang menimbulkan kegaduhan dan kepanikan
penduduk setempat sehingga penduduk sering berteriak histeris akibat runtuhnya
Bukit Jambu tersebut dan menimbulkan suara “parau” bagi penduduk yang sering
berteriak histeris tersebut. Dengan cirri-ciri suara penduduk yang banyak
“parau” didengar oleh masyarakat sekitarnya maka daerah tersebut dinamakan
“orau” dan kemudian berubah nama menjadi Arau, sampai akhirnya menjadi Harau.
GEOLOGI
Lembah Harau
mempunyai tujuh air terjun (sarasah)
yang mempesona. Ketinggian masing-masing air terjun berbeda-beda antara 50-90
meter. Air terjun tersebut mengalir dari atas jurang yang membentang di
sepanjang Lembah Harau. Lembah Harau ini terbentuk akibat adanya patahan
turun atau block yang turun membentuk lembah yang cukup luas dan datar. Salah
satu tanda-tanda atau untuk melihat dimana lokasi patahannya adalah dengan
adanya air terjun. Ini artinya dahulu ada sungai yang kemudian terpotong akibat
adanya patahan turun, sehingga membentuk air terjun. Secara geologi, batuan
yang ada disitu berumur cukup tua, kira-kira 30-40 juta tahun. Batuan seumur
ini yang sangat halus berupa serpih (besar butir lebih kecil dari pasir
1/16 mm) yang merupakan batuan yang banyak mengandung organic carbon, yaitu batuan yang terbentuk dari sisa-sisa
organisme.
Beberapa ahli geologi berpendapat lembah Harau
dulu adalah sebuah lautan, secara teoritis bisa benar, karena disana banyak
sekali kita jumpai endapan-endapan laut yang belum terganggu itu saat ini
berada didarat, hal itu secara teoritis bisa disimpulkan daerah itu dahulunya
laut. Hal tersebut diperkuat oleh temuan dari survey team geologi Jerman
(Barat) yang meneliti jenis bebatuan yang terdapat di Lembah Harau pada tahun
1980. Dari hasil survey team tersebut dapat diketahui bahwa batuan yang
ada di perbukitan Lembah Harau adalah batuan Breksi dan Konglomerat yang
merupakan jenis bebatuan yang umumnya terdapat di dasar laut.
Batu Konglomerat |
Konglomerat merupakan
suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir kasar,
terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm
yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat
& dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang
cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada
sistem sungai dan pantai.
Breksi merupakan batuan
sedimen klastik yang memiliki ukuran butir yang cukup besar (diameter lebih dari
dua milimeter) dengan tersusun atas batuan dengan fragmen menyudut (tajam).
Ruang antara fragmen besar bisa diisi dengan matriks partikel yang lebih kecil
atau semen mineral yang mengikat batu itu bersama-sama.
Batu Breksi |
Gaya eksogen yang bekerja adalah erosi,
Salah satu yang menarik di Lembah Harau adalah terbing yang terjal yang
menjulang tinggi.Kemungkinan proses terjadinya tebing terjal yang seperti batu
ditebas pedang itu adalah akibat erosi ribuan tahun telah menggerus batuan
lunak, dan yang tersisa adalah batuan keras yang berdiri terjal tersebut. Jadi,
dahulu ada sebuah daratan batuan yang cukup besar terangkat dan tingkat
kekerasannya tidak merata, kemudian lama kelamaan batuan yang tidak begitu
keras atau lembut terkikis dengan berjalannya waktu dan akhirnya tinggallah
batuan yang memiliki kekerasan cukup tinggi dan tak mudah terkikis beberapa
bagian dari batuan yang tidak terkikis itu ada yang mengalami pertambahan
kenaikan dan ada penurunan.
OBJEK WISATA
Kawasan objek
wisata Lembah Harau terdiri dari 3 (tiga) kawasan : Kawasan Aka Barayu, Sarasah
Bunta, dan Rimbo Piobang.
Pada kawasan
Aka Barayun yang memiliki keindahan air terjun yang mempunyai kolam renang,
yang memberikan nuansa alam yang asri juga berpotensi untuk pengembangan olah
raga panjat tebing karena memiliki bukit batu yang terjal dan juga mempunyai
lokasi yang bias memantulkan suara (echo). Konon Sarasah Aka Barayun dari
legenda dalam masyarakat yang berada di sekitarnya Cagar Alam Lembah Harau
dulunya adalah Laut.
Kawasan
Sarasah Bunta yang terletak disebelah timur Aka Barayun, memiliki empat air terjun (sarasah) Aie Luluih, Bunta, Murai dan Aie
Angek. Sarasah Aie Luluih, air yang mengalir melewati dinding
batu dan dibawahnya mempunyai kolam tempat mandi alami yang asri, dari cerita
dari orang tua-tua dulu, ada kepercayaan mandi atau membasuh muka di sarasah
aie luluih dapat mengobati jerawat dan muka akan terlihat cantik dan awet muda.
Sarasah Bunta dimana sarasah ini mempunyai air terjunnya yang
berunta-unta indah seperti bidadari yang sedang mandi apabila terpancar sinar
matahari siang sehingga dinamakan “Sarasah Bunta” . Sarasah Murai , pada
sarasah ini sering pada siangnya burung murai mandi sambil memadu kasih
sehingga masyarakat menamakan “Sarasah Murai “.dan apabila mandi di bawah air
terjun kedua sarasah ini, dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa , lekas
mendapat jodoh bagi yang belum menikah. Sarasah Aie Angek belum banyak
dikunjungi wisatawan, airnya agak panas berada arah keutara dari “Sarasah
Murai”.
Sedangkan pada
kawasan Rimbo Piobang sampai akhir tahun 2008 belum berkembang karena
direncanakan untuk Taman Safari.
Sumber:
https://future20.wordpress.com/2013/03/08/jenis-jenis-batuan-ciri-ciri-dan-proses-terbentuknya/