A. Pengertian Pendidikan Sebagai
Suatu Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang
berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur
dan merupaka suatu keseluruhan. Sistem merupakan
istilah yang memiliki makna sangat luas dan dapat digunakan sebagai sebutan
yang melekat pada sesuatu. Suatu perkumpulan atau organisasi adalah sebagai
sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem organisasi. Pendidikan sebagai sebuah sistem,
yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem pendidikan. Begitu seterusya, bahwa setiap,
jenis organisasi, apapun bentuknya, akan
disebut sistem.
Sistem
menurut para tokoh diantaranya Bela H. Banathy dalam bukunya Instructional
System mengemukakan bahwa sistem berarti satuan objek yang disatukan oleh suatu
interaksi atau saling ketergantungan. Menurut Suhardjo sistem adalah kesatuan
fungsional daripada unsur-unsur yang ada untuk mencapai tujuan. Jadi, sistem
terdiri dari unsur-unsur, fungsi dari masing- masing unsur, ada kesatuan fungsi
dari setiap unsur, dan ada tujuan yang ingin dicapai. Setiap organisasi yag ada
dalam kehidupan ini dapat disebut sebagai sistem, walaupun di setiap organisasi
memiliki batasan-batasan yang berbeda.
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah
suatu kestuan yang terdiri atas komponen – komponen atau elemen – elemen atau
unsur – unsur sebagai sumber – sumber yang meempunyai hubungan fungsional yang
teratur, tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil
(product). Sebagai ontoh, tubuh manusia merupakan suatu sistem yang terdiri
atas komponen – komponen antara lain jaringan daging, otak, urat – urat, darah,
syaraf dan tulang – tulang. Setiap komponen – komponen itu mempunyai fungsi
sendiri – sendiri (fungsi yang berbeda – beda), dan satu sama lain saling
berkaitan sehingga merupakan suatu kebulatan atau suatu kesatuan yang hidup.
Dengan kata lain, semua komponen itu berinteraksi sedemikian rupa sehingga
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985)
setiap sistem mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
a.
Tujuan
Setiap sistem
mempunyai tujuan. Sebagai contoh tujuan lembaga pendidikan adalah memberi pelayanan
pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan pengajaran adalah agar siswa belaja
perilaku tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu.
b.
Fungsi – fungsi
Adanya tujuan
yang harus dicapai oleh suatu sistem menuntut terlaksananya berbagai fungsi
yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan tersebut. Misalnya suatu
lembaga pendidikan dapat memberikan pelayanan pendidikan dengan baik, perlu
adanya fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.
c.
Komponen – komponen
Bagian suatu
sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan
sistem disebut komponen. Jadi, komponen mempunyai fungsi khusus, misalnya
komponen instruksional meliputi manusia (guru, konselor, administrator, petugas
– petugas lainnya), material (buku, papan tulis, fotografi, slide, film).
Masing – masing komponen diatas menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan
belajar yang sudah ditetapkan. Komponen diatas disebut juga komponen integral,
yaitu komponen yang harus ada pada setiap kegiatan instruksional.
d.
Interaksi atau saling hubungan
Semua komponen
dalam suatu sistem, seperti komponen – komponen instruksional tadi saling
berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi dan saling membutuhkan.
e.
Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
Misalnya,
dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha menimbulkan jalinan keterpaduan
antara berbagai komposer instruksional dengna melaksanakan pengembangan sistem
instruksional untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
f.
Proses transformasi
Semua sistem
mempunyai misi untuk mencapai suatu tujuan, untuk itu diperlukan suatu proses
yang memproses masukan (input) menjadi hasil – hasil (output).
g.
Umpan balik untuk koreksi
Untuk
mengetahui apakah masing – masing fungsi terlaksana dengan baik diperlukan
fungsi kontrol yang mencakup monitoring dan koreksi. Hasil monitoring dijadikan
dasar pertimbangan untuk melaksanakan perubahan – perubahan, penentuan,
perbaiakan, atau penyesuaian – penyesuain agar masing – masing berprestasi
tinggi.
h.
Daerah batasan dan lingkungan
Antara suatu
sistem dan bagian – bagian lain atau lingkungan di sekitarnya akan terjadi
interkasi. Namun, antara suatu sistem yang lain mempunyai daerah batasan
tertentu. Suatu sistem dapat pula merupakan subsistem dari sistem yang lebih
besar (suprasitem).
Kata pendidikan itu
berasal dari kata “Pedagogi”, kata tersebut berasal dari bahasa yunani kuno,
yang jika dieja menjadi 2 kata yaitu Paid yang artinya anak dan Agagos yang
artinya membimbing. Dengan demikian Pendidikan bisa di artikan sebagai usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar
agar para pelajar di didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya yang
diperlukan untuk dirinya dan masyarakat.
Jadi, bisa di simpulkan bahwa pendidikan sebagai suatu sistem adalah suatu komponen yang saling berhubungan secara teratur dalam proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara
aktif mengembangkan
potensi di dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya sendiri dan masyarakat.
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan
pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unusur pokok, yaitu unsur
masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha. Hubungan ketiga
unsur itu dapat digambarkan sebagai berikut Proses Pendidikan Sebagai Suatu
Sistem
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai
ciri-ciri yang ada pada diri peserta didik itu (antara lain bakat, minat,
kemampuan, keadaan jasmani,). Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal,
seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar, dan
lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa
pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar
mengajar tertentu. Dalam rangka yang lebih besar, hasil proses pendidikan dapat
berupa lulusan dari lembaga pendidikan (sekolah) tertentu.Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa, “Pendidikan merupakan suatu
sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik,
pengelola pendidikan, struktur/jenjang.
B.
Komponen – Komponen Pendidikan
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari
sejumlah komponen. Masing-masing
komponen mempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi
struktur, yaitu mencapai tujuan sistem. Komponen-komponen yang
memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses mendidik
terdiri dari 7
komponen, yaitu :
- Tujuan Pendidikan
- Peserta Didik
- Pendidik
- Metode Pendidikan
- Isi Pendidikan / Materi Pendidikan
- Lingkungan Pendidikan
- Alat dan Fasilitas Pendidikan
Berikut akan diuraikan satu persatu komponen-
komponen tersebut.
1.
Tujuan
Pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak
sadar tentu berarah pada tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang
bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan
pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normative dan praktis.
a. Ilmu pengetahuan normatif
Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan
merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang
sebenarnya dilaksanakan oleh manusia.
b. Ilmu pengetahuan praktis
Tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah
menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada
dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam
suatu masyarakat.
Tujuan umum pendidikan tergantung pada nilai-nilai
atau pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai tingkah laku
manusia akan menjiwai tingkah laku pendidikan dan sekaligus akan menentukan
tujuan pendidikan manusia.
2.
Peserta Didik
Peserta didik sangat menunjang dalam proses pendidikan,
dengan perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia
sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu
orang mengansumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah,
maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa.
3.
Pendidik
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah
pendidik. Terdapat beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai
gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada pendidik di sekolah saja. Ditinjau
dari lembaga pendidikan muncullah beberapa individu yang tergolong pada
pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai
pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun
nonformal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal
tersebut yang termasuk kategori pendidik adalah sebagai berikut
a. Orang Dewasa
Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat
umum kepribadian orang dewasa, sebagaimana dikemukakan oleh syaifullah yaitu,
manusia yang memiliki pandangan hidup yang pasti dan tetap, manusia yang telah
memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu termasuk cita-cita untuk
mendidik.
b. Orang Tua
Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan
pendidik yang kodrati dalam lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai
pendidik utama dan yang pertama yang berlandaskan pada hubungan cinta kasih
bagi keluarga atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka.
Kedudukan orang tua sebagai pendidik sudah
berlangsung lama, bahkan sebelum ada orang yang memikirkantentang pendidikan.
c. Guru/Pendidik di Sekolah
Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara
langsung maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat
untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik harus
memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan
jabatan. Persyaratan pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan
nilai dari tingkah laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan
emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan yang
dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yang ingin disampaikan maupun cara
penyampainnya dan memiliki filsafat pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Pemimpin Masyarakat dan Pemimpin
Keagamaan
Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik
didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan
kepada anggota yang dipimpin. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik tampak pada
aktifitas pembinaan atau pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan
pada nilai-nilai keagamaan.
4.
Metode
Pendidikan
Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas dari
metode atau bagaimana pendidikan dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang
dilakukan dalam mendidik,yaitu :
- Metode Diktatoral
Metode ini bersumber dari teori empiris yang
menyatakan bahwa perkembangan manusia semata-mat ditentukan oleh faktor luar
manusia. Metode ini menimbulkan sikap dictator dan otoriter, pendidik yang
menentukan segalanya.
- Metode Liberal
Bersumber dari pendirian Naturalisme yang
berpendapat bahwa perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh
kekuatan dari dalam yang secara wajar ada pada diri manusia. Pandangan ini
menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap
perkembangan anak. Membiarkan anak berkembang sesuai dengan kodratnya secara
bebas.
c. Metode
Demokratis
Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwa
perkembangan manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar.
Didalam perkembangan anak kita tidak boleh bersifat menguasai anak, tetapi
harus bersifat membimbing perkembangan anak. Disini tampak bahwa pendidik dan
anak didik sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.
5.
Isi Pendidikan/Materi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan
tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada
peserta didik isi/materi yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan
formal.Macam-macam pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama,
pendidikan social, pendidikan keterampilan, pendidikan jasmani dll.
6.
Lingkungan
Pendidikan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan
atau kebudayaan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai
gejala kebudayaan, yang tidak membatasi pendidikan pada sekolah saja. Dalam
artian yang sederhana lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di
sekeliling anak didik dan komponen-komponen pendidikan yang lain.
7.
Alat
dan Fasilitas Pendidikan
Alat dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan
dalam proses pendidikan, dengan adanya fasilitas-fasilitas pendidikan maka
proses pendidikan akan berjalan dengan lancar sehingga tujuan pendidikan
akan mudah dicapai. Misalnya laboratorium lengkap dengan alat-alat
percobaannya, internet dll.
Sedangkan menurut P.H. Combs (1982) mengemukakan dua
belas kompnen pendidikan seperti berikut :
1. Tujuan dan Perioritas
Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan
informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan
pelaksanaanya. Contohnya ada tujuan umum pendidikan, yaitu tujuan pendidikan
nasional, ada tujuan institusional, yaitu tujuan lembaga tingkat pendidikan dan
tujuan program, seperti S1, S2, S3, ada tujuan
kurikuler, yaitu tujuan setiap suatu mata pelajaran/mata kuliah. Tujuan yang
terakhir ini dibagi dua pula, yaitu tujuan pengajaran (instruksional) umum dan
tujuan penganjaran (instruksional khusus).
2. Peserta Didik
Fungsinya ialah belajar. Diharapkan peserta didik
mengalami proses perubahan tingkah laku sesuai sesuai dengan tujuan sistem
pendidikan. Contohnya, berapa umurnya, berapa jumlahnya, bagaimana tingkat
perkembangannya, pembawaannya, motivasinya untuk belajar, dan sosial ekonomi
orang tuanya.
1.
Manajemen atau Pengelolaan
Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai
sistem pendidikan. Komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita – cita
yang merupakan informasi tentang pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem
pendidikan, contohnya, pemimpin yang mengelola sistem pendidikan itu bersifat
otoriter, demokratis, atau laisse – faire
2.
Struktur dan Jadwal Waktu
Fungsinya mengatur pembagian
waktu dan kegiatan. Contohnya, pembagian waktu ujian. Wisuda, kegiatan
perkuliahan, seminar, kuliah kerja nyata, kegiatan belajar mengajar dan program
pengalaman.
5.
Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk menggambarkan luas dan dalamnya bahan
pelajaran yang harus dikuasai peserta didik. Juga mengarahkan dan mempolakan
kegiatan – kegiatan dalam proses pendidikan. Contohnya, isi bahan pelajaran
untuk setiap mata pelajaran atau mata kuliah, dan untuk pengalaman lapangan.
6.
Guru dan Pelaksana
Fungsinya menyediakan bahan
pelajaran dan menyelenggarakan proses belajar untuk peserta didik. Contohnya,
pengalaman dalam mengajar, status resminya guru yang sudah diangkat atau tenaga
sukarela dan tingkatan pendidikannya.
7.
Alat Bantu Belajar
Fungsinya untuk memungkikan
terjadinya proses pendidikan yang lebih menarik dan lebih bervariasi. Contohnya
film, buku, papan tulis, peta.
8.
Fasilitas
Fungsinya untuk tempat
terselenggaranya proses pendidikan. Contohnya, gedung dan laboratorium beserta
perlengkapannya.
9.
Teknologi
Fungsinya mempelancar dan
meningkatan hasil guna proses pendidikan. Yang dimaksud dengan teknologi ialah
semua teknik yang digunakan sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efisien
dan efektif. Contohnya, pola komunikasi satu arah, artimya guru menyampaikan
pelajaran dengan bercermah, peserta didik mendengarkan dan mencatat, atau pola
komunikasi dua arah, artinya ada dialog antara guru dan peserta didik.
Pada pola terakhir ini peserta
didik banyak yang mempunyai kesempatan untuk bertanya, mengajukan pendapat
kepada guru, teman – teman yang duduk di kiri – kanannya, atau antar peserta
didik.
Contoh yang lain, teknik yang digunakan guru tidak pernah
menggunakan alat bantu belajar, hanya berceramah.
10.
Pengasan Mutu
Fungsinya membina peraturan – peraturan
dan standar pendidikan. Contohnya, peraturan tentang penerimaan anak/peserta
didik dan staf pengajar, peraturan ujian, dan penilaian.
11.
Penilitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan. Contohnya,
dulu bangsa Indonesia belum mampu membuat kapal terbang dan mobil tetapi
sekarang bangsa Indonesia sudah pandai. Sebelum tahun 1980 – an, kebanyakan
perguruan tinggi di Indonesia belum melaksanakan sistem Satuan Kredit Semester
(SKS), sekarang hampir seluruh perguruan tinggi telah melakanakannya.
12.
Biaya
Fungsinya melancarkan proses
pendidikan dan menjadi petunjuk tentang tingka efesiensi pendidikan. Contohnya,
sekarang biaya pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga,
pemeritah dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan, H.Fuad.2010.Dasar – Dasar Kependidikan. Rineka
Cipta. Jakarta
Izzahoetd. 2011. Komponen – Komponen Pendidikan. http://izzazhoetd.blogspot.com/2011/12/komponen-komponen-pendidikan.html
Pendidikan, Seputar. 2013. Pengertian Sistem Pendidikan. http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-sistem-pendidikan.html
sangat membantu,,,blog ini saudara ,,,,
BalasHapusmakasih buat artikelnya
BalasHapusSebaiknya Daftar pustaka ditulis secara akurat.
BalasHapusmantap, sangat membantu. jangan lupa mampir di blogg ku tapi aku baru belajar wkwkw
BalasHapus