A. Warna
dasar dan persepsi
Kesulitan umum dalam membicarakan
warna adalah kurangnya kesepakatan peristilahan yanh dipakai. Untuk
menjernihkan keadaan ini dalam ilmu pengetahuan dan industri, inter-society
color council Amerika Serikat dan Bureau of standards menyusun suatu
peristilahan yang sistematik yang dikenal sebagai sistem ISCC-NBS. Contoh:
jingga kemerahan(rO), hijau kuning(YG), merah muda lembayung(pPK), kuning
jingga(OY), coklat kekuningan(yBr), dan lain-lain.
penginderaan dan
pemahaman warna terdiri dari tiga unsur:
1. Karakteristik
sumber cahaya
- warna akan bervariasi sebagai sumber cahaya bervariasi
- pijar cahaya neon, rendah tingginya intensitas cahaya
2. Karakteristik
dari permukaan peta
- warna akan bervariasi sebagai permukaan peta bervariasi
- kertas mengkilap atau layar komputer kasar
3. Karakteristik
Warna Persepsi Manusia
Manusia yang sensitif terhadap energi
elektromagnetik yang disebut cahaya tampak
Persepsi warna manusia, yaitu:
1) rona: nama untuk pengalaman psikologis dari panjang
gelombang elektromagnetik tertentu
- manusia dapat melihat warna yang berbeda jutaan
- variabel visual: rona menunjukkan perbedaan kualitatif
2) nilai (ringan): terang
dan gelap yang dirasakan
- mudah dimengerti dalam (abu-abu) berwarna (warna) atau seri achromatic
- manusia dapat melihat ribuan variasi dalam nilai atau ringan
- variabel visual: nilai menunjukkan perbedaan kuantitatif
3) saturasi (kroma):
jumlah rona murni dalam relatif warna untuk abu-abu netral
Warna dasar
subtraktif adalah warna biru tua(cyan), ungu kemerahan(magenta), dan kuning,
dan di antara warna-warna tersebut dapat menghasilkan warna tunggal tersendiri.
Apabila ketiganya digabungakan, maka secara teoritis akan mengambil semua
cahaya yang mengenainya dan akan menunjukkan kenampakan hitam.
Sifat-sifat warna lainnya
Aspek-aspek kenampakan warna dapat
ditentukan, yaitu tempratur, transparansi, dan tekstur. Dalam arti lebih
saksama tempratur menunjukan pengaruh warna pada perasaan antara lain dikenal
warna yang “hangat” (warm), yang dingin, maupun netral. Sifat transparan
menunjukkan kenampakan permukaan warna. Ini merupakan masalah dalam pencetakan
warna, manakala warna harus tampak jelas dan suatu kesan warna pudar, tak
hidup, harus dihindarkan.
Tekstur menunjukkan kenampakkan
permukaan warna, namun dalam cara berbeda. Sebagai contoh yang paling umum
dalam peta adalah suatu wilayah warna yang bukan terdiri dari lapisan warna
kontinyu tetapi merupakan pola garis-garis rapat atau titik warna tertentu.
B. Warna cetak
dan warna peta
Pemakaian
warna dalam peta-peta yang sebenarnya adalah sangat berbeda. Warna-warna cetak
dipilih secara khusus terlebih dahulu dan rancangan peta disusun berkaitan
dengan warna-warna tersebut. Walaupun penggunaan berbeda yang jelas dapat
memberi arah yang tegas apabila dipakai untuk wilayah-wilayah warna, seperti
dalam sistem Munshell, rancangan pembedaan dapat dilihat dalam simbol-simbol
grafik akan jauh lebih kompleks apabila digunakan dalam peta. Hal ini
disebabkan oleh dua alasan :
1. Banyak
simbol-simbol, khususnya berupa garis dan titik mempunyai ukuran kecil (wilayah
sasaran kecil) yang menyebabkan identifikasinya menjadi lebih sulit.
2. Peta
tersusun dari berbagai warna dalam tempat yang berbeda-beda.
Perbedaan-perbedaan persepsi dalam ukuran
dan warna dipengaruhi oleh posisi relatif. Ukuran simbol juga mempengaruhi
perbedaan persepsi dalam warna. Suatu wilayah yang sangat kecil dengan warna
tertentu akan kelihatan kurang jenuh dibandingkan dengan suatu wilayah yang
luas, sehingga tampak mempunyai kesan warna berbeda. Oleh karena itu, dua
simbol wilayah yang berbeda dibedakan atas dasar kesan warna, pemisahannya
harus cukup memadai agar tetap ada perbedaan antara wilayah-wilayah sempit. Kompleksitas
perbedaan paling jelas tampak apabila
terdapat perbedaan-perbedaan yang luas dalam lingkungan yang berwarna. Apabila
suatu wilayah dengan warna tertentu diperlihatkan dengan latar belakang warna
gelap dan dengan latarbelakang warna tipis, maka akan ada perbedaan jelas di
antara kedua wilayah tersebut. Sehubungan dengan itu, warna-warna harus
ditetapkan dalam kaitannya dengan keadaan daerah yang sebenarnya.
C. Tata warna
pada peta
Penggunaan warna pada peta (dapat juga pola seperti
titik-titik atau jaring kotak-kotak dan sebagainya) ditujukan untuk tiga hal :
Ø Untuk membedakan
Ø Untuk menunjukan tingkatan kualitas
maupun kuantitas (gradasi)
Ø Untuk keindahan
Dalam
menyatakan perbedaan digunakan bermacam warna atau pola, misalnya:laut warna biru, perkampungan warna hitam, sawah warna
kuning dan sebagainya.
Sedangkan untuk menunjukan adanya perbedaan tingkat digunakan
satu jenis warna atau pola. Misalnya untuk membedakan besarnya curah hujan
digunakan warna hitam dimana warna semakin cerah menunjukan curah hujan makin
kecil dan sebaliknya warna semakin legam menunjukan curah hujan semakin besar.
Arti warna pada peta, yaitu:
1. Warna Darat
- hijau : 0 - 200 meter dpl / ketinggian
- kuning : 200 - 500 meter dpl / ketinggian
- coklat muda : 500 - 1500 meter dpl / ketinggian
- coklat : 1500 - 4000 meter dpl / ketinggian
- coklat berbintik hitam : 4000 - 6000 meter dpl / ketinggian
- coklat kehitam-hitaman : 6000 meter dpl lebih / ketinggian
2. Warna Laut
- biru pucat : 0 - 200 meter / kedalaman
- biru muda : 200 - 1000 meter / kedalaman
- biru : 1000 - 4000 meter / kedalaman
- biru tua : 4000 - 6000 meter / kedalaman
- biru tua berbintik merah : 6000 meter lebih / kedalaman
- hijau : 0 - 200 meter dpl / ketinggian
- kuning : 200 - 500 meter dpl / ketinggian
- coklat muda : 500 - 1500 meter dpl / ketinggian
- coklat : 1500 - 4000 meter dpl / ketinggian
- coklat berbintik hitam : 4000 - 6000 meter dpl / ketinggian
- coklat kehitam-hitaman : 6000 meter dpl lebih / ketinggian
2. Warna Laut
- biru pucat : 0 - 200 meter / kedalaman
- biru muda : 200 - 1000 meter / kedalaman
- biru : 1000 - 4000 meter / kedalaman
- biru tua : 4000 - 6000 meter / kedalaman
- biru tua berbintik merah : 6000 meter lebih / kedalaman
sumber:
Keates, J.S . 1976. Rancangan dan Produksi
Kartografi. IKIP Semarang press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar