Selasa, 01 Mei 2012

geomorfologi kalimantan

A.  SEJARAH PERKEMBANGAN MORFOLOGI PULAU KALIMANTAN
            Secara geologis kalimantan dapat dibedakan atas dua struktur geologis, yaitu:
1.      Inti benua (continental core)
Inti benua merupakan lanjutan dari Natuna ke Selatan, dikenal “chinese district” sampai pegunungan schwanner, oleh Van Bemmelen (1949) dibagi menjadi bagian, yaitu:
a.    Bagian utara, terletak di sebelah utara sungai Kapuas, meliputi kecuali Paloh dan Tayan juga disebut “chinese district” yang terletak di utara pontianak
b.   Zone pegunungan Schwanner, yang membujur dari pontianak ke timur sampai ke pegunungan Schwanner di kalimntan tengah.
c.    Bagian selatan, daerah Ketapang yang terletak antar pegunungan Schwanner dan laut Jawa.
Perkembangan geologi daerah ini, dapat disimpulkan:
1)  Zaman devon dan permo-karbon, terjadi penurunan dan memungkinkan pembentukan geosinklinal yang diikuti oleh intrusi dan ektrusi ofiolit.
2)  Akhir pleozoik terjadi pembubungan geantiklinal sepanjang bagian poros daripada geosinklinal. Pembubungan ini disertai oleh penerobosan Batholit.
3)  Permo Trias, pengangkatan-pengankatan di daerah wilayah utara dan wilayah selatan.
4)  Trias atas, terjadi kembali penurunan dari daerah-daerah ini yang menyebabkan terjadinya pengendapan sedimen.
5)  Jaman jura, disusul oleh gejala pelipatan dan pengangkatan di seluruh daerah dan diikuti pula oleh intrusi Batholit dan Granitis.
2.      Geosinklin Borneo utara (norter borneo geosincline)
Zaman kapur tejadi penurunan dan pembentukan geosinklin di zone utara yang berlangsung hinnga zaman paleogen. Singkapan-singkapan dari geosinklin tersebar mulai dari selatan sungai Kapuas hingga je semenanjung Kudat di kalimantan utara.

B.  GEOMORFOLOGI KALIMANTAN
            Pulau Kalimantan yang mempunyai bentuk dasar seperti segitiga sebagian besar wilayahnya diduduki oleh jalur Pegunungan dan bukit-bukit. Dataran rendah menduduki bagian Barat dan Selatan sampai menyentuh pantai.
Berdasarkan strukturnya Kalimantan dapat dibagi ke dalam beberapa zone
sebagai berikut :
1.      Zone Baratlaut – Barat dan Zone Sentral
Zona ini dibagi menjadi dua yaitu Zona Embaluh dan Zona Kucing. Pada Zona Embaluh terdiri dari peliatan dan sesar sungkup dari crystalime schist berumur Permokarbon, Trias Atas dan Cretaceous. Formasi termuda di embaluh terdapat di pegunungan Apokayan dan Neewenhuis yang berupa batuan vulkanis. pada zona Kucing berupa pelipatan yang lemah struktur sesaran yang terbentuk pada paleogin. Zone ini membentang dari arah Timur - Barat antara Kapuas Atas dan Pegunungan Schwaner.
2.      Zone-zone Tenggara
Zone ini terdiri dari Pulau Laut, Pegunungan Meratus, Antiklinerium Samarinda.
3.      Zone Timur Laut dan Utara
Zone Kalimantan Timur secara umum merupakan monoklinal yang miring ke arah Timur dengan dip 1° – 2°. Disepanjang pantai disusupi oleh beberapa lipatan yang berumur sangat muda.

C.  GARIS ARAH STRUKURAL (STRUCTURAL TRENDLINES)
Kalimantan utara membentuk sebagian dari arah pokok kepulauan Filipina, padahal pulau yang besar termasuk ke dalam struktur Sunda.
            Rangkaian pulau Palawan berakhir pada pegunungan Kinabalu dan rangkaian pulau Sulu berakhir pada daerah teluk Darvel. Pegunungan Kinabalu yang membujur dari arah timur laut – barat daya itu terdiri dari lapisan pre-tertier yang terlibat tinggi dan lapisan tertier yang lebih rendah, yang terganggu oleh granodiorit dari Massip Kinabalu. Pegunungan di sebelah utara teluk Darvel yang membujur arah timur – barat, terdiri juga dari batuan pre-tertier dan batuan tertier bawah. Lapisan tertier yang lebih muda kurang terlipat, terdapat pada sisi rangkaian-rangkaian ini pada basin diantaranya membentuk perluasan ke arah barat dari Palung Sulu.
            Kalimantan utara yang kompleks ini mempunyai hubungan geologis dengan kepulauan Filipina dan yang dipisahkan dari daratan utama Kalimantan oleh massa Neogen yang membentang melintasi pulau itu dari basin Sulawesi di bagian timur teluk Labuhan pada pantai barat laut.
            Bagian yang bersifat Sunda dari pulau itu terdiri dari teras kontinen berbentuk segitiga di Kalimantan barat daya yang dibatasi oleh basin tertier Serawak satu sisi yang lain. Dari sejumlah besar batuan pre-tertier dan berhubungan dengan antiklinorium besar Samarinda yang memisahkan distrik-distrik danau dari sungai Mahakam dari pantai. Dari antiklinorium Samarinda, pada bagian yang terpotong oleh sungai anteseden Mahakam, sumbu itu muncul lagi ke arah utara menuju ke arah ambang melintang yang dibentuk oleh sistem Kongkemal – Niapa – Mangkaliat.
            Rangkaian pegunungan Meratus – Samarinda ini adalah hasil orogenesis tertier pada sisi tenggara kerangka struktural pada pulau itu. Pulau kalimantan berbukit-bukit dan bergunung-gunung yang tingginya tidak lebih dari 1500 m. Cabang-canbang di pulau kalimantan dapat dibagi dua cabang utama, yaitu:
1.    Cabang menuju arah ke barat
a.       Pegunungan kapuas hulu di antara lembah rejang di bagian utara dan basin kapuas hulu serta lembah batang lupar di bagian selatan
b.      Plato madi di antara basin kapuas hulu dan sungai melawi
c.       Kelompok pegunungan yang menjorok ke laut membentuk distrik cina dengan puncak tertinggi Niut (1701)
2.    Cabang-cabang menuju arah timur
a.       Sistem pegunungan di kalimantan utara yang berakhir pada kedua tanjung pada sisi teluk davel
b.      Sistem pegunungan kelompok lainnya, yang berkahir pada semenanjung mangkaliat.
D.  TIGA SUNGAI BESAR DI KALIMANTAN
Tiga sungai terbesar di kalimantan adalah:
1.      Sungai kapuas
2.      Sungai Barito
3.      Sungai Mahakam

1. Sungai Kapuas
Mata air sungai Kapuas terletak di Cemaru, yaitu bagian tengah dari pulau Kalimantan. Sungai itu mengalir ke arah barat menuju palung di bagian barat yang bermuara dengan beberapa cabang ke dalam laut Sunda dekat Pontianak. Sungai itu merupakan sungai terpanjang di Indonesia (1.143 km). Mata airnya terletak diantara Putussibau, yaitu 898 km dari muaranya dan Semitau dengan 632 dari mauranya yang merupakan distrik berawa-rawa serta berbentuk sebuah basin antar pegunungan, dikelilingi oleh pegunungan Kapuas Huli di bagian utara, pegunungan Muller di bagian timur, Plato Madi di bagian selatan dan pegunungan Kelinkang di bagian barat.
Setelah memotong punggungan diantara semitau dan Ginkang yaitu 468 km dari muaranya dengan arah timur –barat sampailah aliran tersebut pada basin Melawi dari Sekadau sungai itu mengalir melului tanah pegunungan rendah ke Tajan yaitu 142 km dari muaranya.

2 Sungai Mahakam
           Sungai Mahakam berawal dari Gunung Cemaru (1,681 m) di bagian tengah Pulau Kalimantan, kemudian memotong satuan pra-tersier di sebelah timur Gunung Batuayan (1,652 m) dan kemudian berakhir di lembah tesier Kutai (Kutai basin). Bagian tengah daerah pengalirannya melewati dataran rendah dengan danau-danau berhutan rawa. Di bagian tengah ini daerah aliran Sungai Mahakam dipisahkan dengan daerah aliran sungai Barito di sebelahnya oleh perbukitan yang tingginya kurang dari 500 m. Setelah daerah tersebut Sungai Mahakam memotong antiklin Samarinda dan mengalir ke Delta Mahakam yang menyerupai kipas yang membentang pada landas laut dengan basis sekitar 65 km dan radius sekitar 30 km.

3 Sungai Barito
            Panjang Sungai Barito mencapai 900 km, dengan lebar antara 650 m hingga mencapai 1000 m. Di daerah hulu Sungai Barito wilayah Kabupaten Murung Raya terdapat beberapa anak Sungai Barito dapat dilayari seperti: Sungai Laung panjang 35,75 km, Sungai Babuat panjang 29,25 km, Sungai Joloi panjang 40,75 km, dan Sungai Busang panjang 75,25 km. Sungai Barito bermuara pada laut Jawa dan berhubungan langsung dengan ibukota Kalimantan Selatan yakni Banjarmasin, hulu Sungai Barito berada di kaki pegunungan Muller perbatasan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

sumber:
Djodjo S, dkk, 1985, Geografi Regional Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Universitas terbuka














Tidak ada komentar:

Posting Komentar