A.
Akhlak kepada Allah SWT
Akhlak
kepada Allah SWT maksudnya sifat yang terdapat dalam diri seseorang yang
diwujudkan dalam kehidupan yang diatur oleh Allah. Akhlak
terhadap Allah SWT. antara lain :
1.
Al-Hubb, yaitu mencintai Allah SWT. Melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga
dengan mempergunakan firman-Nya dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan
kehidupan. Kecintaan kita kepada Allah SWT dapat diwujudkan dengan cara
melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
2.
Al-Raja, yaitu mengharapkan karunia dan berusaha
memperoleh keridhaan Allah SWT.
3.
As-Syukr, yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT.
4.
Qana’ah, yaitu menerima dengan ikhlas semua qadha dan
qadhar Allah SWT, setelah berikhtiar maksimal (sebanyak-banyaknya, hingga batas
tertinggi).
5.
At-Taubat, yaitu bertaubat hanya kepada Allah SWT. Taubat
yang paling tinggi adalah taubat nasuha yaitu taubat benar-benar taubat,
tidak lagi melakukan perbuatan sama yang dilarang Allah SWT dan dengan tertib
melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
6.
Bertasbih, yaitu mensucikan allah dari segi nama, sifat dan
segala kekuasaan-Nya dari hal-hal yang bertentangan dengan hakekat keagungan
Tuhan.
7.
Do’a, yaitu memohon kepada Allah untuk memperkenankan
segala yang diinginkan untuk kebahagiaan hidup setelah melakukan usaha dengan
maksimal.
B.
Akhlak kepada diri sendiri
Akhlak terhadap diri
sendiri adalah sikap yang muncul dari jiwa yang behubungan dengan pemeliharaan
dan kebaikan diri secara pribadi. Berikut beberapa akhlak terhadap diri
sendiri, diantaranya:
a. Sabar
Sabar maksudnya sikap tahan uji terhadap berbagai
tantangan dan cobaan dalam hidup. Kesabaran merupakan puncak dari integrasi
ilmu, usaha/proses dan hasil yang didapatkan. Di antara perintah Allah SWT
dengan sikap sabar terdapat dalam Q.S
2:153 sebagai berikut:
“hai orang-oranng yang beriman, jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar”
b. Syukur
Syukur adalah sikap mampu menerima dan memanfaatkan
segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT. Syukur kepada Allah dapat
diungkapkan melalui dua cara, yaitu ucapan dan perbuatan. Adapun sifat yang
tidak pandai mensyukuri nikmat Allah disebut dengan kufur nikmat. Dalam
pandangan Allah orang yang berbuat kufur nikmat ini sangat dicela dan ganjaran
untuk mereka adalah azab yang pedih.
c. Tawadhu’
Tawadhu’ adalah sifat rendah hati yang terdapat
dalam diri seseorang yang terwujud dalam berbagai aktivitas hidup. Sifat
tawadhu’ dipuji dan sangat dianjurkan oleh Allah SWT. Hal ini sesuai dengan
firman Allah SWT dalam Q.S 31:18 :
“ dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka
bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
lagi membanggakan diri”
d. Benar
Sifat benar dalam bahasa arab disebut dengan Shidiq artinya jujur. Perilaku benar
yang dicerminkan seseorang akan melahirkan sikap saling mempercayai. Menegakkan
prinsip kebenaran adalah salah satu sendi kemaslahatan dalam hubungan antara
satu golongan dengan lainnya.
e. Amanah
Amanah artinya sikap berpegangan teguh kepada
kepercayaan yang diberikan dan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab baik
dalam betuk harta benda, rahasia, maupun tugas dan kewajiban.
C.
Akhlak dalam keluarga
Akhlak kepada keluarga adalah sikap yang muncul dari jiwa
yang berhubungan dengan pemeliharaan kehamonisan dan kebaikan diri secara
pribadi. Beberapa bentuk akhlak kepada keluarga, antara lain:
a.
Berbakti kepada ibu
dan bapak
Ibu dan bapak adalah perantara
seorang anak lahir di dunia. Islam mewajibkan anak berbakti kepada ibu dan
bapak seperti firman Allah dalam Q.S 4:36 :
“ sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak”.
b.
Adil terhadap
saudara
Prinsip keadilan ditegaskan
dalam Q.S 16:90 yang terjemahan sebagai berikut:
“ sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dalam perbuatan keji, kemungkuran, dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran”.
Sifat dan sikap adil ada dua
macam, yaitu adil dalam berhubungan dengan perseorangan dan adil yang
berhubungan dengan kemasyarakatan dan pemerintahan.
c.
Mendidik anak
Anak adalah amanah yang haru
dirawat, dipelihara, dan dididik dengan penuh kasih sayang. Mendidik anak
adalah kewajiban orang tua sebagaimana firman Allah dalam Q.S 66:6 yang
terjemahan sebagai berikut :
“hai, orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaika-malaikat
yang kasar, yang keras, yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
D.
Akhlak kepada bangsa dan negara
Akhlak kepada bangsa dan negara adalah perwujudan sifat
yang mendukung terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran dengan melaksanakan hak
dan kewajiban yang telah diatur oleh negara dan tidak bertentangan dengan
aturan tertinggi dari Allah SWT. Konteks kahidupan bermasyarakat akhlak Islam
lahir dalam bentuk persaudaraan yang disebut dengan Ukhuwah Islamiyah.
Akhlak kepada bangsa dan
negara dapat dilakuan dengan kewajiban membela negara. Kewajiban
membela negara merupakan
kewajiban seluruh warga negara
yang ada di negeri ini, dalam rangka menyelamatkan negara dari berbagai
ancaman, tantangan maupun gangguan terhadap kadaulatan negara.
Dalam
tuntunan Islam, membela negara
itu hukumnya wajib. Sebagai contoh, pada zaman Rasulullah hampir seluruh
penduduk negeri Madinah aktif berjuang di medan perang untuk
membela negara dari rongrongan
musuh yang datang
dari luar yaitu dari serangan kaun kafir Quraisy. Ketika itu negara Madinah sedang
menghadapi ancaman yang besar dari dari tentara Quraisy, maka saat itu
Rasulullah mengobarkan semangat berperang untuk membela negara Madinah.
Dalam hal ini, Allah memberikan
perintah agar kaum muslimin berjuang keras untuk memerangi kaum musyrikin.
Perintah untuk menggerakkan tentara Islam ini, dijelaskan dalam surat Al- Anfal
ayat: 65
“Hai Nabi, Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti”
Untuk
mengatasi segala kemungkinan kehancuran negara
ini dari kejahatan-kejahatan, Rasulullah memberikan dasar-dasar pembelaan negara sebagaimana
terdapat dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yang artinya sebagai berikut:
“barang
siapa melihat kemungkaran (kejahatan) maka rubahlah dengan tangannya (dicegah
dengan kekuatannya), apabila tidak mampu maka rubahlah dengan mulutnya (dicegah
dengan nasehat, melaporkan dsb), apabila tidak mampu maka cegahlah dengan
hatinya (membenci perbuatan tersebut) yang demikian itu adalah selemah-lemah
iman”, (HR. Muslim).
E.
Akhlak kepada hewan dan tumbuh-tumbuhan
Tumbuhan
dan hewan sangatlah penting keberadaannya bagi manusia sehingga mereka sudah seharusnya
dilestarikan dan dijaga kelangsungannya.
Dalam hal ini dibutuhkan kerjasama
dan kesadaran oleh semua pihak sehingga pelestarian tersebut bukan menjadi angan-angan
dan perencanaan belaka melainkan menjadi perwujudan yang nyata, agar
kemakmuran dan kesejahteraan hidup manusia dapat
dirasakan oleh setiap generasinya.
Lingkungan hidup merupakan dukungan terhadap
kehidupan dan kesejahteraan, bukan saja terhadap manusia akan tetapi juga bagi
makhluk yang lain seperti tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu lingkungan harus
tetap terjaga keserasian dan kelangsungan hidupnya sehingga secara
berkesinambungan tetap dalam fungsinya sebagai pendukung kehidupan.
"Ia memancarkan daripadanya mata air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan gunung-gunung dipancangkanNya dengan teguh (semua) itu untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu." (Al Nazi'at : 31-32)
"Ia memancarkan daripadanya mata air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan gunung-gunung dipancangkanNya dengan teguh (semua) itu untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu." (Al Nazi'at : 31-32)
Islam
amat memuliakan binatang. Memenuhi kebutuhan binatang pula dihitung sebagai
sebuah shadaqah, sebagaimana juga memberi kepada manusia. Hal ini disebutkan Rasulullah:
“Seorang Muslim tidak
menanam tanaman, hingga memakan dari tanaman itu manusia, binatang atau burung,
kecuali merupakan shadaqah baginya, hingga datang hari kiamat”. (Riwayat
Muslim)
F.
Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah
Islamiyah dalam bahasa Arab adalah susunan antara sifat dan yang diberi sifat.
Maksudnya persaudaraan yang berlandaskan pada ajaran islam, dan bukan
persaudaraan antar sesama muslim, karena kata islamiyah dibelakangnya adalah
kata sifat bukan mudhaf ilaih (penisbatan)
yang bisa diartikan sebagai milik atau kepunyaan.
Persaudaraan
yang diajarkan islam sangat luas cakupannya. Hal ini dapat dipahami dari Q. S
49:13 yang sebagai berikut:
“ hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal”
Beberapa
bentuk persudaraan yang ditunjukkan oleh Islam, antara lain: (1) saudara
kandung, (2) saudara yang dijalin oleh ikatan keluarga, (3) saudara sebangsa
walau tidak seagama, (4) saudara dalam satu masyarakat walaupun terdapa
perselisihsn paham, (5) saudara seagama.
Akhir-akhir
ini muncul istilah ukhuwah wathaniyah yang bisa diterjemahkan dengan
“persaudaraan kebangsaan”. Perasaan ini muncul pada rasa senasib sepenanggungan
antar berbagai suku bangsa yang berbeda ras, bahasa, adat istiadat, dan budaya yang
kemudian diikat oleh suatu tekad dan janji bersama.
Rasulullah
SAW, memberikan resep sederhana untuk dapat kembali mengikat tali-tali yang
putus hingga dapat menghimpun hati yang retak. Beliau mengatakan: “sebarkanlah
salam, berikanlah makan dan dirikanlah shalat malam”. Resep ini memang terkesan
sanagt simple namun setelah diamalkan efek positifnya luar biasa dalam merajut
hati kaum muslimin yang bersaudara.
Pertama, mengucapkan dan menyebarkan
salam. Mengucapkan dan menyebarkan salam juga berfungsi sebagai jembatan
komunikasi ummat dalam islam, persoalan menjalin komunikasi yang harmonis
menjadi kebutuhan asasi masyarakat modern, karenadengan komunikasi manusia
menemukan eksistensi dirinya sebagai makhluk yang multi dimensional.
Kedua, memberi makan (hadiah). Hadiah
pertanda penghargaan dan kasih sayang. Ia wujud pehatian yang dalam. Karenanya
hadiah jangan dipandang dari nilai nominalnya akan tetapi lihatlah bahwa adalah
ekspresi kecintaan. Rasulullah SAW bersabda: “salinglah berbagi hadiah niscaya
kalian akan saling mencintai”. (H. R. Tirmidzi)
Proses
terbentuknya Ukhuwah Islamiyah
Ta’aruf
adalah saling mengenal
sesama manusia. Saling mengenal antara kaum muslimin merupakan wujud nyata
ketaatan kepada perintah Allah SWT (Q.S. Al Hujurat: 13)
Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan saudaranya agar bisa bersegera
memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta, karena pertolongan merupakan
salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan.
Abu Hurairah r.a, dari Nabi Muhammad saw, beliau bersabda:
Abu Hurairah r.a, dari Nabi Muhammad saw, beliau bersabda:
“Barang siapa
menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu
kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib di hari kiamat. Allah
selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.” (H.R. Muslim)
Ta’awun adalah saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan
meninggalkan kemungkaran.
Seperti yang disebutkan dalam firman Allah SWT:
“dan tolong menolonglah kamu dalam
kebajikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran”.Q.S
al-Maidah :2
Takaful, saling
mendukung program dan kegiatan saudara dalam rangka menegakkan tali
per-saudaraan yang berlandaskan iman dan takwa.
Keutamaan Ukhuwah Islamiah
1.
Mereka merasakan
manisnya iman. Sedangkan selain mereka, tidak merasakannya.
2.
Mereka berada di bawah
naungan cinta Allah
3.
Mereka adalah ahli
surga di akhirat kelak
4.
Bersaudara karena Allah
adalah amal mulia dan mendekatkan hamba dengan Allah.
5.
Diampunkan Dosa