Kamis, 17 Mei 2012

Konservasi Tanah

           Robert Malthus (abad 18) mengatakan bahwa manusia bertambah menurut deret ukur sedangkan sumber kehidupan (pangan) bertambah menurut deret hitung. Deret ukur lebih cepet daripada deret hitung, sampai akhirnya bertemu pada suatu titik  dimana pada saat itu pangan tidak akan cukup lagi untuk menopang hidup manusia selanjutnya. Pada dasarnya konservasi  tanah berarti penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaannya yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut, dan memperlakukannya sesuai dengan syarat- syarat yang diperlukan agar tanah tersebut tidak cepat rusak. Usaha- usaha konservasi tanah tanah disamping ditunjukkan untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi dan memperbaiki tanah- tanah yang rusak juga ditunjukkan untuk menetapkan kelas kemampuan lahan dan tindakan- tindakan atau perlakuan yang diperlukan agar tanah tersebut dapat digunakan seoptimal mungkin dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Tanah merupakan salah satu unsur penyusun lingkungan selain udara dan air. Kurangnya perhatian terhadap lingkungan juga akan mengakibatkan kualitas lingkungan hidup akan menurun dalam mendukung proses kehidupan diatasnya. Konservasi tanah dan air merupakan usaha- usaha untuk menjaga dan meningkatkan produktifitas tanah serta kuantitas dan kualitas air. Apabila produktifitas tanah menurun, terutama karena erosi, maka kualitas air, terutama air sungai untuk irigasi dan keperluan manusia menjadi tercemat sehingga jumlah air bersih akan berkurang. Populasi penduduk diatas permukaan bumi selalu bertambah dari waktu ke waktu, sedangkan luas lahan yang tersedia di peruntukan bagi kehidupan manusia selalu tetap bersifat tanah. Ancaman ini dapat berlangsung secara alamiah dan akan semakin buruk apabila campur tangan manusia dalam mengelola lahan hanya berorientasi pada keuntungan tanpa menjaga kelestarian tanah. Salah satu proses menyebabkan penurunan produktifitas tanah adalah akibat proses erosi. Disatu sisi tanah terbentuk sangat lambat sedangkan proses erosi berlangsung sangat cepat dalam mengikis dan menghanyutkan tanah, sehingga diperlukan upaya- upaya untuk menjaga keseimbangan antara proses pembentukan tanah dengan proses tiga aspek pendekata, yaitu: (1) menjaga dan memperbaiki tanah agar tahan akibat bahaya erosi, (2) melindungi tanah dari jatuhnya air hujan dengan pengelolaan tanaman atau sisa- sisa tanaman, dan (3) memperlambat aliran permukaan tanah sehingga menjadi aliran yang tidak merusak dan mengikis tanah.
A.  Strategi Konservasi Secara Vegetatif
Metode vegetative merupakan pengelolaan tanaman dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat menekan laju erosi dan aliran permukaan. Peran pengelolaan tanaman dalam konservasi tanah adalah : (1) mengurangi pukulan butir hujan terhadap permukaan tanah sebagai akibat intersepsi butir hujan oleh tajuk tanaman, (2) mengurangi kecepatan  aliran permukaan sebagai akibat meningkatnya kekasaran permukaan tanah, (3) meningkatkan agregasi tanah serta porositasnya sebagai akibat aktivitas akar tanaman dan penambahan bahan organik., sehingga kapasitas infiltrasi juga meningkat, dan (4) peningkatan kehilangan air tanah sebagai akibat evapontranspirasi, sehingga tanah cepat kering. Efektivitas tanaman dalam mengurangi erosi dan aliran permukaan dipengaruhi oleh tinggi tanaman dan kontiniutas daun, kepadatan tanaman, dan system perakaran tanaman.

v  Permanent Plant Cover
Permanent Plant Cover merupakan tanaman penutup tanah untuk mengurangi erosi, tanaman ini dapat ditanam sendiri atau tumbuh secara alami. Tanaman yang digunakan sebagai tanaman penutup tanah adalah tanaman yang cepat tumbuh, mempunyai perakaran yang panjang dan kuat, serta dapat menyumbangkan bahan organik ke dalam tanah. Umumnya tanaman yang digunakan sebagai tanaman penutup adalah tipe tumbuhan keras dan leguminosa.

v  Strip Cropping
Strip Cropping merupakan tanaman dalam strip, merupakan cara bercocok tanam dengan beberapa tanaman, dimana masing- masing jenis tanaman di tanam dalam strip- strip yang berselang seling pada sebidang tanah dan disusun berdasarkan garis countur atau memotong arah lereng. Disamping itu dalam strip cropping dianjurkan untuk pergiliran tanaman.  Ada 3 metode strip cropping, yaitu :
a.    Contour strip cropping, yaitu penanaman dalam strip menurut contur, penanaman tanaman dilakukan sejajar dengan garis contur. System ini dapat diterapakan pada lahan- lahan yang mempunyai lerengnya panjang, rata, dan seragam.
b.    Field strip cropping, merupakan penanaman dalam strip lapangan, penanaman tidak perlu persis sejajar dengan garis kontur, namun cukup dilakukan memotong lereng dengan lebar strip yang seragam. System ini dilakukan pada lahan- lahan yang mempunyai kelerengan yang tidak teratur.
c.    Buffer strip cropping, merupakan menanam tanaman penyangga di antara tanaman utama, seperti tanaman kacang- kacangan dan rumput yang sifatnya sebagai penutup tanah. System ini dilakukan untuk mengatasi lahan- lahan yang sangat ekstrem dengan kelerengan yang tidak teratur. Penanaman dalam strip sebenarnya hanya efektif untuk lahan- lahan yang kelerangannya tidak lebih dari 8, 5%. Namun pada daerah- daerah tertentu, penanaman dalam strip juga dilakukan pada lahan- lahan yang termasuk kelas IV (kelerengan 6-15%). Kebar strip berkisar antara 20-50cm, tergantung pada curah hujan, keadaan tanah, topografi, dan jenis  tanaman yang akan diusahakan. Sehubungan dengan hal ini, untuk menghitung lebat strip di gunakan rumus : L= 33- 2 (S- 10), dimana: L merupakan lebar strip (m) dan S adalah kemiringan lereng (%).
v  Multiple Cropping
Multiple Cropping merupakan penanaman ganda, dengan system bercocok tanam dengan menggunakan beberapa jenis tanaman yang ditanam secara bersamaan, disisipkan atau digilirkan pada sebidang lahan. Manfaat dari system multiple cropping adalah: (1) tanah selalu tertutup vegetasi, sehingga memberikan perlindungan pada tanah terhadap pukulan butiran hujan, (2) bisa diterapkan minimum tillage, (3) dapat menekan populasi hama dan penyakit serta populasi tumbuhan pengganggu, (4) dapat mengurangi pengangguran musiman, dan (5) intensitas penggunaan lahan semakin tinggi.
            Intercropping atau tumpang sari adalah system bercocok ranam dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman yang di tanam sevara serentak atau bersamaan pada sebidang lahan. Sequental Cropping atau penanaman beruntun adalah system bercocok tanam dengan menggunakan dua atau lebih pada sebidang lahan, dimana tanaman kedua atau berikutnya ditanama secara bersamaan dengan permanenan tanaman pertama. Tujuan dari system ini adalah untuk mempertinggi intesitas penggunaan tanah dalam satu tahun.
            Relay Cropping atau tumpang gilir adalah system bercocok tanam dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang lahan, dimana tanaman kedua atau berikutnya ditanam setelah tanaman pertama berbunga. Alley Cropping adalah system bercocok tanam dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang tanah, dimana salah satu jenis tanaman yang ditanam adalah legume non pangan.
v  Mulsa
Mulsa dapat dibedakan atas dua, yaitu mulsa organic dan mulsa anorganik. Mulsa organic merupakan sisa- sisa vegetasi yang disebat dipermukaan tanah, sedangkan mulsa anorganik merupakan mulsa dari bahan sintesis. Kegunaan mulsa adalah: (1) melindungi agregat tanah dari daya rusak butir hujan, (2) mengurangi kecepatan dan volume aliran permukaan, (3) meningkatkan agregasi dan porositas tanah, (4) meningkatkan kandungan tanah bahan organic, (5) memelihara temperatur dan kelelmbaban tanah, dan (6) dapat mengendalikan pertumbuhan tanaman pengganggu.
v  Reboisasi
Merupakan memulihkan dan menghutankan kembali tanah hutan, sehingga kebutuhan akan hutan dan fungsi hutan dapat dipenuhi, baik untuk keperluan produksi ataupun untuk pengaturan tata air serta perlindunga alam, sosial, dan budaya. Sasaran reboisasi adalah lahan kritis, yakni lahan yang karena tidak sesuainya penggunaan dengan  kemampuan tanahnya, telah mengalami degradasi fisik, kimia, dan biologi tanah. Syarat- syarat jenis tanaman yang digunakan untuk reboisasi adalah: (1) mempunyai perakaran yang dalam, (2) mempunyai pertumbuan yang cepat, (3) untuk daerah- daerah dengan curah hujan tinggi dipilih jenis- jenis tanaman yang mempunyai sifat evapotrasnpirasi besar, dan sebaliknya, (4) di usahakan jenis-  jenis tanaman yang mempunyai prospek ekonomis, dan (5) jenis tanaman yang dapat meningkatkan kesuburan tanah.
B.  Strategi konservasi secara mekanis
            Konservasi tanah secara mekanis bertujuan untuk memperkecil aliran permukaan  (run off) sehingga menjadi aliran tidak merusak dan menampung serta menyalurkan run off pada bangunan tertentu yang telah ditetapkan.
Ø Pengolahan tanah
     Disamping untuk menggemburkan tanah, pengolahan tanah juga dimaksudkan untuk membalik tanah agar sisa-sisa tanaman terbenam sehingga tidak menimbulkan kompetisi terhadap tanaman yang dibudidayakan, namun dapat bermanfaat sebagai pupuk.
     Bila ditinjau dari sifat fisika tanah, pengolahan tanah bertujuan untuk mengurangi kekuatan tanah serta untuk mendapatkan struktur tata aerasi yang baik. Selain itu, akibat pengolahan tanah akan memepercepat mineralisasi bahan organik sehingga kemantapan agregat akan menurun. Sistem pengolahan tanah yang baik dalam menjaga kelestarian lahan secara maksimal, yaitu: (1) minimum tillage, yaitu pengolahan tanah minimum (2) pengolahan tanah dilakuan pada saat kandungan air yang tepat (3) pengolahan tanah yang sejajar dengan garis kontur (4) pengolahan tanah hendanya diikuti dengan pemberian mulsa.
Ø Level terrace
     Level terrace merupakan teras datar yang dibuat pada lahan yang mempunyai kemiringan <3% dengan tujuan unutk menahan run off dan mempercepat infiltrasi. Teras dibuat menurut kontur, terutama pada tanah –tanah yang mempunyai permeabilitas cukup besar sehingga tidak terjadi penggenanganatau luapan air melalui guludan.
Ø Ridge terrace
     Ridge terrace merupakan teras kredit yang dibuat pada lahan-lahan yang mempunyai kemiringan 3-10%, dengan tujuan untuk memprtahankan kesuburan tanah.
Ø Contour terraca
     Contour terrace merupakan teras pematang yang dibuat pada lahan-lahan yang mempunyai kemiringan 10-30% dengan tujuan untuk mencegah hilangnya lapisan tanah.
Ø Bench terrace
     Bench terrace merupakan teras bangku yang dibuat pada lahan-lahan yang mempunyai kemiringan >30% dengan tujuan untuk mencegah lapisan tanah hilang karena erosi.
Ø Saluran pembuangan air dan bendungan pengendali
     Saluran pembuangan berfungsi untuk menghindari agar run off tidak terkumpul dan tidak merusak tanah. Saluran pembuangan air ini dibangun searah dengan lereng. Betuk penampang melintang saluran ini biasanya segitiga, trapesium atau parabolic.
     Bendunagn pengendali (check dam) merupakan waduk kecil dengan kontruksi khusus yang dibuat di derah berbukit dengan kemiringan lapangan dibawah 30%. Bangunan ini bertujuan untuk menampung run off dan sedimen hasil erosi, dan meningkatkan infiltrasi. Manfaat dari bendungan pengendali, yaitu: (1) dapat menyediakan air selama musim kemarau, (2) dapat memperluas areal sawah dengan cara meningkatkan fungsi saluran irigasi, (3) sebagai sarana perikanan, (4) dapat meningkatkan nilai estetika daerah yang bersangkutan.
C.  Strategi konservasi secara kimia
          Strategi konservasi secara kimia lebih diarahkan pada peningkatan kemantapan agregat dan ruang pori tanah dengan memakai soil conditioner, yaitu preparat-preparat kimia untuk membentuk struktur tanah yang mantap dan tahan terhadap erosi. Sifat-sifat soil coditioner, yakni (1) harus mempunyai sifat yang adhesif serta dapat bercampur dengan tanah secara merata, (2) dapat merubah sifat hidrophobik atau hidrophilik tanah sehingga dapat merubah kurva penahan air tanah, (3) dapat meningkatkan KTK tanah sehingga akan mempengaruhi kemampuan tanah dalam menahan unsur hara, (4) tidak bersifat racun dan tahan dalam jangka waktu yang lama.
          Pemakaian soil conditioner ke dalam tanah dapat dilakuakan dengan tiga cara, yaitu:
1. Pemakaian di permukaan tanah, yaitu disemprotkan langsung ke permukaan tanah dengan alat sprayer
2. Pemakain secara dicampur, yaitu disemprotkan ke permukaan tanah dan dilakukan pecampuran dengan cangkul
3. Pemakaian setempat, yaitu dilakuakan pada lubang-lubang yang telah dipersiapkan untuk ditanami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar