Kamis, 24 Mei 2012

Aplikasi Akhlak


A.  Akhlak kepada Allah SWT
            Akhlak kepada Allah SWT maksudnya sifat yang terdapat dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam kehidupan yang diatur oleh Allah. Akhlak terhadap Allah SWT. antara lain :
1.    Al-Hubb, yaitu mencintai Allah SWT. Melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan mempergunakan firman-Nya dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan. Kecintaan kita kepada Allah SWT dapat diwujudkan dengan cara melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
2.    Al-Raja, yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh keridhaan Allah SWT.
3.    As-Syukr, yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT.
4.    Qana’ah, yaitu menerima dengan ikhlas semua qadha dan qadhar Allah SWT, setelah berikhtiar maksimal (sebanyak-banyaknya, hingga batas tertinggi).
5.    At-Taubat, yaitu bertaubat hanya kepada Allah SWT. Taubat yang paling tinggi adalah taubat nasuha yaitu taubat benar-benar taubat, tidak lagi melakukan perbuatan sama yang dilarang Allah SWT dan dengan tertib melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
6.    Bertasbih, yaitu mensucikan allah dari segi nama, sifat dan segala kekuasaan-Nya dari hal-hal yang bertentangan dengan hakekat keagungan Tuhan.
7.    Do’a, yaitu memohon kepada Allah untuk memperkenankan segala yang diinginkan untuk kebahagiaan hidup setelah melakukan usaha dengan maksimal.

B.  Akhlak kepada diri sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap yang muncul dari jiwa yang behubungan dengan pemeliharaan dan kebaikan diri secara pribadi. Berikut beberapa akhlak terhadap diri sendiri, diantaranya:


a.       Sabar
Sabar maksudnya sikap tahan uji terhadap berbagai tantangan dan cobaan dalam hidup. Kesabaran merupakan puncak dari integrasi ilmu, usaha/proses dan hasil yang didapatkan. Di antara perintah Allah SWT dengan sikap sabar terdapat dalam  Q.S 2:153 sebagai berikut:

 “hai orang-oranng yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
b.      Syukur
Syukur adalah sikap mampu menerima dan memanfaatkan segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT. Syukur kepada Allah dapat diungkapkan melalui dua cara, yaitu ucapan dan perbuatan. Adapun sifat yang tidak pandai mensyukuri nikmat Allah disebut dengan kufur nikmat. Dalam pandangan Allah orang yang berbuat kufur nikmat ini sangat dicela dan ganjaran untuk mereka adalah azab yang pedih.
c.       Tawadhu’
Tawadhu’ adalah sifat rendah hati yang terdapat dalam diri seseorang yang terwujud dalam berbagai aktivitas hidup. Sifat tawadhu’ dipuji dan sangat dianjurkan oleh Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S 31:18 :
“ dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”
d.      Benar
Sifat benar dalam bahasa arab disebut dengan Shidiq artinya jujur. Perilaku benar yang dicerminkan seseorang akan melahirkan sikap saling mempercayai. Menegakkan prinsip kebenaran adalah salah satu sendi kemaslahatan dalam hubungan antara satu golongan dengan lainnya.
e.       Amanah
Amanah artinya sikap berpegangan teguh kepada kepercayaan yang diberikan dan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab baik dalam betuk harta benda, rahasia, maupun tugas dan kewajiban.

C.  Akhlak dalam keluarga
            Akhlak kepada keluarga adalah sikap yang muncul dari jiwa yang berhubungan dengan pemeliharaan kehamonisan dan kebaikan diri secara pribadi. Beberapa bentuk akhlak kepada keluarga, antara lain:
a.       Berbakti kepada ibu dan bapak
Ibu dan bapak adalah perantara seorang anak lahir di dunia. Islam mewajibkan anak berbakti kepada ibu dan bapak seperti firman Allah dalam Q.S 4:36 :
“ sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak”.
b.      Adil terhadap saudara
Prinsip keadilan ditegaskan dalam Q.S 16:90 yang terjemahan sebagai berikut:
“ sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dalam perbuatan keji, kemungkuran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.
Sifat dan sikap adil ada dua macam, yaitu adil dalam berhubungan dengan perseorangan dan adil yang berhubungan dengan kemasyarakatan dan pemerintahan.
c.       Mendidik anak
Anak adalah amanah yang haru dirawat, dipelihara, dan dididik dengan penuh kasih sayang. Mendidik anak adalah kewajiban orang tua sebagaimana firman Allah dalam Q.S 66:6 yang terjemahan sebagai berikut :
“hai, orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaika-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

D.  Akhlak kepada bangsa dan negara
            Akhlak kepada bangsa dan negara adalah perwujudan sifat yang mendukung terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran dengan melaksanakan hak dan kewajiban yang telah diatur oleh negara dan tidak bertentangan dengan aturan tertinggi dari Allah SWT. Konteks kahidupan bermasyarakat akhlak Islam lahir dalam bentuk persaudaraan yang disebut dengan Ukhuwah Islamiyah.
            Akhlak kepada bangsa dan negara dapat dilakuan dengan kewajiban membela negara. Kewajiban membela negara merupakan kewajiban seluruh warga negara yang ada di negeri ini, dalam rangka menyelamatkan negara dari berbagai ancaman, tantangan maupun gangguan terhadap kadaulatan negara.
            Dalam tuntunan Islam, membela negara itu hukumnya wajib. Sebagai contoh, pada zaman Rasulullah hampir seluruh penduduk negeri Madinah aktif berjuang di medan perang untuk membela negara dari rongrongan musuh yang datang dari luar yaitu dari serangan kaun kafir Quraisy. Ketika itu negara Madinah sedang menghadapi ancaman yang besar dari dari tentara Quraisy, maka saat itu Rasulullah mengobarkan semangat berperang untuk membela negara Madinah.
            Dalam hal ini, Allah memberikan perintah agar kaum muslimin berjuang keras untuk memerangi kaum musyrikin. Perintah untuk menggerakkan tentara Islam ini, dijelaskan dalam surat Al- Anfal ayat: 65

“Hai Nabi, Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti”  
            Untuk mengatasi segala kemungkinan kehancuran negara ini dari kejahatan-kejahatan, Rasulullah memberikan dasar-dasar pembelaan negara sebagaimana terdapat dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yang artinya sebagai berikut:

barang siapa melihat kemungkaran (kejahatan) maka rubahlah dengan tangannya (dicegah dengan kekuatannya), apabila tidak mampu maka rubahlah dengan mulutnya (dicegah dengan nasehat, melaporkan dsb), apabila tidak mampu maka cegahlah dengan hatinya (membenci perbuatan tersebut) yang demikian itu adalah selemah-lemah iman”, (HR. Muslim).
     
E.  Akhlak kepada hewan dan tumbuh-tumbuhan
                Tumbuhan dan hewan sangatlah penting keberadaannya bagi manusia sehingga mereka sudah seharusnya dilestarikan dan dijaga kelangsungannya. Dalam hal ini dibutuhkan kerjasama dan kesadaran oleh semua pihak sehingga pelestarian tersebut bukan menjadi angan-angan dan perencanaan belaka melainkan menjadi perwujudan yang nyata, agar kemakmuran dan kesejahteraan hidup manusia dapat dirasakan oleh setiap generasinya.
            Lingkungan hidup merupakan dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan, bukan saja terhadap manusia akan tetapi juga bagi makhluk yang lain seperti tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu lingkungan harus tetap terjaga keserasian dan kelangsungan hidupnya sehingga secara berkesinambungan tetap dalam fungsinya sebagai pendukung kehidupan.
"Ia memancarkan daripadanya mata air dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan gunung-gunung dipancangkanNya dengan teguh (semua) itu untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu." (Al Nazi'at : 31-32)
            Islam amat memuliakan binatang. Memenuhi kebutuhan binatang pula dihitung sebagai sebuah shadaqah, sebagaimana juga memberi kepada manusia. Hal ini disebutkan Rasulullah:
“Seorang Muslim tidak menanam tanaman, hingga memakan dari tanaman itu manusia, binatang atau burung, kecuali merupakan shadaqah baginya, hingga datang hari kiamat. (Riwayat Muslim)

F.   Ukhuwah Islamiyah
            Ukhuwah Islamiyah dalam bahasa Arab adalah susunan antara sifat dan yang diberi sifat. Maksudnya persaudaraan yang berlandaskan pada ajaran islam, dan bukan persaudaraan antar sesama muslim, karena kata islamiyah dibelakangnya adalah kata sifat bukan mudhaf  ilaih (penisbatan) yang bisa diartikan sebagai milik atau kepunyaan.
            Persaudaraan yang diajarkan islam sangat luas cakupannya. Hal ini dapat dipahami dari Q. S 49:13 yang sebagai berikut:

“ hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal”
            Beberapa bentuk persudaraan yang ditunjukkan oleh Islam, antara lain: (1) saudara kandung, (2) saudara yang dijalin oleh ikatan keluarga, (3) saudara sebangsa walau tidak seagama, (4) saudara dalam satu masyarakat walaupun terdapa perselisihsn paham, (5) saudara seagama.
            Akhir-akhir ini muncul istilah ukhuwah wathaniyah yang bisa diterjemahkan dengan “persaudaraan kebangsaan”. Perasaan ini muncul pada rasa senasib sepenanggungan antar berbagai suku bangsa yang berbeda ras, bahasa, adat istiadat, dan budaya yang kemudian diikat oleh suatu tekad dan janji bersama.
            Rasulullah SAW, memberikan resep sederhana untuk dapat kembali mengikat tali-tali yang putus hingga dapat menghimpun hati yang retak. Beliau mengatakan: “sebarkanlah salam, berikanlah makan dan dirikanlah shalat malam”. Resep ini memang terkesan sanagt simple namun setelah diamalkan efek positifnya luar biasa dalam merajut hati kaum muslimin yang bersaudara.
            Pertama, mengucapkan dan menyebarkan salam. Mengucapkan dan menyebarkan salam juga berfungsi sebagai jembatan komunikasi ummat dalam islam, persoalan menjalin komunikasi yang harmonis menjadi kebutuhan asasi masyarakat modern, karenadengan komunikasi manusia menemukan eksistensi dirinya sebagai makhluk yang multi dimensional.
            Kedua, memberi makan (hadiah). Hadiah pertanda penghargaan dan kasih sayang. Ia wujud pehatian yang dalam. Karenanya hadiah jangan dipandang dari nilai nominalnya akan tetapi lihatlah bahwa adalah ekspresi kecintaan. Rasulullah SAW bersabda: “salinglah berbagi hadiah niscaya kalian akan saling mencintai”. (H. R. Tirmidzi)

Proses terbentuknya Ukhuwah Islamiyah
*   Ta’aruf adalah saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT (Q.S. Al Hujurat: 13)
*   Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan. 
Abu Hurairah r.
a, dari Nabi Muhammad saw, beliau bersabda:
 “Barang siapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama dia menolong saudaranya.” (H.R. Muslim)
*   Ta’awun adalah saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan kemungkaran. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah SWT:
“dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.Q.S al-Maidah :2
*   Takaful, saling mendukung program dan kegiatan saudara dalam rangka menegakkan tali per-saudaraan yang berlandaskan iman dan takwa.

Keutamaan Ukhuwah Islamiah
1.      Mereka merasakan manisnya iman. Sedangkan selain mereka, tidak merasakannya.
2.      Mereka berada di bawah naungan cinta Allah
3.      Mereka adalah ahli surga di akhirat kelak
4.      Bersaudara karena Allah adalah amal mulia dan mendekatkan hamba dengan Allah.
5.      Diampunkan Dosa



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar